Skrining Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Bawang Dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.) asal Kota Batu terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Abstract
Penyakit infeksi bakteri merupakan salah satu masalah umum bidang
kesehatan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu infeksi
yang disebabkan oleh bakteri aerob adalah infeksi saluran kemih (ISK). Bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus merupakan bakteri yang paling
umum ditemukan sebagai penyebab terjadinya ISK. Bakteri ini dapat menjadi
penyebab infeksi nosokomial akibat dari pemasangan alat prostetik atau tindakan
instrumentasi, misalnya pemasangan kateter atau implan pada pasien dengan
kondisi imunosupresi. Salah satu upaya pengobatan untuk menangani penyakit
ISK adalah dengan menggunakan antibakteri. Pemanfaatan tanaman obat
memiliki potensi sebagai antibakteri, salah satunya terdapat pada tanaman bawang
dayak (Eleutherine americana (Aubl.) Merr.). Bawang dayak telah banyak
dilaporkan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan S. aureus.
Menurut penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kandungan yang terdapat
dalam umbi bawang dayak digunakan untuk melawan infeksi bakteri meliputi
alkaloid, flavonoid, saponin, steroid, dan terpenoid.
Pada penelitian ini dilakukan skrining fitokimia yang memiliki tujuan
untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada ekstrak etanol daun
Eleutherine americana (Aubl.) Merr. menggunakan metode tube test dan uji KLT.
Hasil skrining yang didapat pada ekstrak etanol daun Eleutherine americana
(Aubl.) Merr. adalah golongan senyawa alkaloid, sapogenin, terpenoid, steroid,
flavonoid, dan tanin. Hasil pengamatan uji aktivitas antibakteri dari ekstrak daun
Eleutherine americana (Aubl.) Merr. menggunakan metode cakram, dilakukan
menggunakan 5 seri konsentrasi ekstrak daun bawang dayak yaitu 1%, 5%, 10%,
20%, dan 40% (b/v). Kontrol positif yang digunakan adalah gentamisin. Pelarut
yang digunakan adalah DMSO 10% yang juga digunakan sebagai kontrol negatif.
Hasil uji statistik menunjukkan nilai normalitas dan homogenitas (p>0,05),
uji One Way Anova signifikan yaitu 0,00. Hasil uji LSD menunjukkan perbedaan
signifikan antar kelompok perlakuan (p<0,05). Selanjutnya dilakukan pula
independent sample t-test untuk menunjukkan perbedaan signifikansi antar dua
sampel yang berbeda. Hasil dari pengujian aktivitas antibakteri pada bakteri E.coli
menghasilkan zona hambat sebesar 6,68±0,10 mm untuk konsentrasi 1%;
7,59±0,03 mm untuk konsentrasi 5%; 8,36±0,04 mm untuk konsentrasi 10%;
9,28±0,13 mm untuk konsentrasi 20%; 9,70±0,20 mm untuk konsentrasi 40%;
21,17±0,20 mm untuk konsentrasi kontrol positif; dan 0,00 mm untuk kontrol
negatif. Sedangkan pada bakteri S. aureus menghasilkan zona hambat sebesar
7,00±0,22 mm untuk konsentrasi 1%; 7,75±0,42 mm untuk konsentrasi 5%;
8,67±0,25 mm untuk konsentrasi 10%; 9,33±0,22 mm untuk konsentrasi 20%;
10,15±0,09 mm untuk konsentasi 40%; 21,69±0,33 mm untuk konsentasi kontrol
positif; dan 0,00 mm untuk konsentrasi kontrol negatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya konsentrasi 40% b/v yang memiliki
perbedaan signifikan yang ditandai dengan nilai (p<0,05), dan menghasilkan zona
hambat paling besar pada bakteri S. aureus.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1483]