• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Profil Metakognisi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Segiempat Ditinjau Dari Adversity Quotient (Aq)

    Thumbnail
    View/Open
    RATNA DAMAYANTI - 180220101014.pdf (2.634Mb)
    Date
    2019-12-31
    Author
    DAMAYANTI, Ratna
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari faktor pendidikan. Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan bangsa untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh sebab itu, kualitas pendidikan di Indonesia perlu ditingkatkan. Adapun salah satu bidang ilmu yang dipelajari yaitu matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan di pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Matematika memiliki peran penting dalam pemecahan masalah. Tahap pemecahan masalah menurut Polya (1998) meliputi memahami masalah, merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana pemecahan masalah, dan meninjau kembali proses pemecahan masalah yang dilakukan. Proses pemecahan masalah sangat memerlukan keterampilan metakognisi yang baik. Keterampilan metakognisi menurut Schraw (dalam Chatzipantelia, Grammatikopoulos, dan Gregoriadis, 2014) mencakup tiga keterampilan penting meliputi perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah segiempat ditinjau Adversity Quotient meliputi quitter, camper, dan climber. AQ adalah tingkat kecerdasan seseorang dalam menghadapi masalah. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 8 SMP meliputi 1 siswa level AQ rendah (quitter), 2 siswa level AQ sedang (camper), dan 2 siswa level AQ tinggi (climber). Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah segiempat. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes, teknik think aloud, dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keterampilan metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah segiempat dengan menggunakan tahap pemecahan masalah Polya ditemukan bahwa siswa ix level AQ rendah (quitter) memiliki karakteristik proses metakognisi yang lengkap, meliputi planning, monitoring, dan evaluating. Namun siswa level AQ rendah (quitter) tidak memiliki kesadaran dalam menghubungkan data yang diketahui dengan permasalahan yang dihadapi, memikirkan rencana penyelesaian masalah yang sedang ia hadapi. Hal ini berdampak pada proses penyelesaian masalah sehingga siswa level AQ rendah (quitter) tidak dapat melakukan langkah-langkah pengerjaan yang tepat dan tidak mampu menyelesaikan soal dengan cara yang berbeda. Ia cenderung menyerah ketika menentukan strategi pemecahan masalah. Sehingga siswa level AQ rendah (quitter) kurang mampu menyelesiakan masalah yang dihadapi dengan baik. Sedangkan siswa dengan level camper dan climber dalam menyelesaikan masalah matematika memiliki keterampilan metakognitif yang baik. Siswa dengan level camper memiliki kesadaran untuk menyelesaikan masalah dengan menjelaskan apa dan mengapa langkah tersebut digunakan. Siswa dalam tingkat ini menyadari bahwa ia baru memiliki alasan yang benar terkait langkah-langkah yang dipilihnya dalam menyelesaikan masalah. Namun siswa dengan level camper hanya menggunakan strategi atau langkah penyelesaian yang diketahui atau pernah digunakan sebelumnya Sedangkan siswa dengan level climber memiliki kesadaran yang tinggi untuk menyelesaikan masalah dan menyadari bahwa ia baru memiliki alasan yang benar terkait langkah-langkah yang dipilihnya dalam menyelesaikan masalah. selain itu, siswa dengan level climber berusaha mencari solusi alternatif selain yang telah ia peroleh. Sehingga siswa dengan level climber yakin bahwa permasalahan yang ia hadapi telah terselesaikan dengan semua alternatif jawaban yang ia peroleh. Berdasarkan tingkatan metakognisi siswa dalam menyelesaikan masalah, siswa dengan kategori AQ diperoleh bahwa semakin tinggi level AQ siswa maka semakin tinggi pul tingkatan metakognisi siswa. Siswa level AQ rendah (quitter) memiliki tingkatan paling rendah dalam menyelesaikan masalah yaitu pada tingkatan tacit use. Siswa level AQ sedang (camper) memiliki tingkatan metakognisi aware use. Sedangkan siswa level AQ tinggi (climber) memiliki tingkatan metakognisi strategic use dan reflective use
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/102636
    Collections
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education [15446]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository