Dampak dari Pembangunan Jalan Lintas Selatan (JLS) terhadap Kawasan Pesisir Pantai di Kabupaten Malang Selatan
Abstract
Kesenjangan wilayah terjadi karena setiap wilayah dengan wilayah lain
memiliki perbedaan faktor endowment. Faktor itu berbentuk seperti : sumberdaya
manusia, wilayah geografis, serta ketersediaan sarana dan prasarana pembangunan. Hal
ini diperkuat oleh pendapat ekonom mazhab neoklasik, antara lain : Walter Isard
(1950,63), Myrdal (1976, 56-59 dan 62-65), Friedmann (1979, 221) dan yang terakhir
adalah Douglass (1979, 76). Hasil penelitian menjelaskan bahwa infrastruktur Jalan Lintas
Selatan di Wilayah Kabupaten Malang Selatan memberikan eksternalitas positif pada
pembangunan ekonomi lokal masyarakat kawasan pesisir pantai. Selain itu juga
meningkatkan kapitalisasi pada sektor input pada industri perikanan pantai dengan
meningkatkan investasi dan penambahan armada kapal. Eskternalitas negatif terjadi tarikan
sumberdaya alam di kawasan pesisir pantai ke seluruh pusat-pusat ekonomi di Malang Raya
secara cepat dan masif. Ketersediaan sumber daya alam pesisir pantai masih dalam kategori
lestari meskipun dilakukan eksplorasi yang cenderung meningkat setelah pembangunan
infrastruktur Jalan Lintas Selatan (JLS). Metode alat analisis yang digunakan adalah
Maksimum Sustainable Yiel/MSY dan Valuasi Ekonomi (Contingen Valuasi
Methode/CVM) untuk menelaah hasil formulasi nilai Willingness to Pay/WTP dan nilai
Willingness to Act/WTA. Tarikan sumber daya kawasan pesisir pantai di jelaskan secara
dskriptif kualitatif. Paradigma Pembangunan Keberlanjutan digunakan dalam menjelaskan
ekternalitas infrastruktur Jalan Lintas Selatan (JLS) terhadap pengembangan wilayah
kawasan pesisir pantai di Kabupaten Malang Selatan.
Collections
- LSP-Jurnal Ilmiah Dosen [7300]