“Relasi Sosial dalam Pengeolaan Lahan Rehabilitasi Taman Nasional Meru Betiri (Studi Kasus Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember
Abstract
Rehabilitasi hutan di Taman Nasional Meru Betiri menjadi point utama dalam kelestarian lingkungan. Kegiatan rehabilitasi lahan hutan itu sendiri meliputi kegiatan pengkayaan jenis, mengurangi perambahan hutan dan penanaman kembali, kegiatan yang berlangsung dapat terlaksana dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat itu sendiri sebagai rehabilitator. Metode penentuan daerah penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive method) dan metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan metode snowball sampling. Metode pengumpulan data di lakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumen dan di analisis dengan menggunakan metode analisis Miles dan Huberman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa relasi sosial yang terjadi dalam pengelolaan rehabilitasi memiliki 2 bentuk domain, yaitu 1) domain interpesonal yaitu dapat dilihat dengan relasi komunal, relasi kolegal dan relasi hirearkis. Relasi komunal yaitu relasi yang terjadi antara pihak TNMB dengan petani lahan rehab maupun petani lahan rehabilitasi dengan petani lahan rehab yang lainnya, sama sama meiliki hubungan pertemanan, sedangkan relasi kolegal hanya terjadi diantara antar petani lahan rehabilitasi dengan kesetaraan yang adil. Berbeda dengan relasi komunal dan relasi kolegal, relasi hirearkis terjadi diantara hubungan petani lahan rehab dengan pihak taman nasional yang dikarenakan adanya kekuasaan diantara pihak TNMB dengan petani lahan rehabilitasi. Dilihat dari kekuasaannya relasi dibagi menjadi hubungan simetris. Hubungan simetris terjadi antar petani lahan rehab dimana antar petani lahan rehab memiliki kedudukan yang sederajat dapat dilihat dari hubungan sehari hari dan hubungan persahabatan dalam mengelola lahan rehabilitasi. Hubungan Asimetris yang terjadi dalam pengelolaan lahan rehab terjadi antara pihak TNMB degan petani lahan rehab dimana pihak TNMB memikiki kekuasaan tertinggi dalam pengelolaan lahan rehabilitasi. Hubungan asimetris dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi ambivalen, jika dilihat dari sisi positif hubungan asimetris terjadi dengan adanya popularitas seorang tokoh yang dianutnya, sedangkan dilihat dari sisi negatif hubungan asimetris dapat dilihat dalam segi ambivalen dapat dilihat dengan tunduknya petani kepada seorang pemimpin yaitu pihak balai TNMB, kepala Resort Wonoasri dan juga Ketua LMDHK.
Collections
- UT-Faculty of Agriculture [4239]