Novel Manusia Langit Karya J. A. Sonjaya : Kajian Strukturalisme Genetik
Abstract
Pada novel Manusia Langit diceritakan bagaimana benturan kepercayaan
antara yang tradisional dan Modern. Mahendra sebagai pembawa pemikiran
Modern dan berusaha mengubah jalan pikiran Masyarakat Banuaha sebagai
representasi Tradisional atau pemimkiran yang dianggap kuno dan terbelakang.
Banuaha, adalah satu desa di kepulauan Nias yang masih memegang teguh
kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Kepercayaan tersebut sudah turuntemurun
dari nenek moyang mereka sampai hari ini. Semua aspek kehidupan yang
berhubungan dengan tradisi akan diawali dengan sesembahan atau upacara.
Bahkan penyebutan nama leluhur akan sangat terlarang dianggap biasa dan harus
melalui proses yang panjang untuk dapat melakukan hal tersebut. Penyebutan
nama leluhur akan diawali dengan proses upacara dan penyembelihan hewanhewan
seperti babi dalam jumlah tertentu. Apabila tidak melaksanakan hal
tersebut, maka akan terjadi malapetaka yang menimpa keluarga tersebut. Salah
satu contoh dalam Novel tersebut yaitu, kematian Ima Budi atau ibu dari anak
yang bernama Budi. Ima dalam suku Nias adalah sebutan lain dari kata Ibu dan
Ama adalah sebutan lain dari Ayah. Kematian Ima Budi dikaitkan dengan
penyebutan nama leluhur Ama Budi yang tidak diawali dengan upacara. Sayani
adalah anak dari keluarga Ama Budi, sebagai anak yang sayang kepada orangtua
nya, Sayani merasa terpukul dan marah sekali terhadap Mahendra yang memaksa
Ama Budi untuk bercerita tentang asal-usul kejadian bayi hilang yang dimakan
oleh roh jahat. Mahendra merasa bersalah kepada keluarga Ama dan Sayani
khususnya karena perbuatannya, Ima Budi meniggal dunia.
Pandangan Dunia Jajang sebagai seorang dosen dan arkeolog adalah
pandangan dunia modern. Sebagian besar aspek kehidupan pastinya akan
diperhitungkan dan dinilai dengan logika, selayaknya manusia modern yang tidak
ix
akan mempercayai tahayul atau memilih sebagai golongan orang-orang yang
menggunakan logika dari pada hati.
Pada novel Manusia Langit diceritakan bagimana kepercayaan membuat
masyrakat Banuaha menjadi tidak open minded atau keterbelakangan masaah
perkembangn pemikiran dan kehidupan sehingga membuat mereka memiliki
pemikiran yang udik dan tidak bisa dijelaskan dengan nalar. Pemikiran tersebut
terlihat dari bagaimana mereka mengartikan batu, fosil, peninggan dan bendabenda
besar yang mereka artikan sebagai simbol dari kekuatan dan harus mereka
sembah. sebagian besar pola-pola kehidupan tidak lepas dari sesembahan, nenek
moyang dan upacara-upacara yang mengorbankan hewan bahkan manusia pada
dulu kala. Dari proses pembuatan rumah, kelahiran anak, sakit, kemudian mati.
Permasalahan yang timbul ketika Mahendra datang ke Banuaha yaitu
permasalahan antara yang modern dan tradisi. Bagaimana proses modernisme
ingin merubah pemikiran masyarakat Banuaha menjadi lebih maju dan mampu
berkembang dengan zaman, tetapi yang tidAk Mahendra perhitungkan yaitu
tradisi yang sudah mereka jaga selama berpuluh-puluh tahun akan ikut hilang dan
membuat identitas asli mereka tidak ada.
Merujuk pada permasalahan diatas, pada penelitian novel Manusia Langit
ini menggunakan teori strukturalisme genetik Goldman, yang menekankan pada
aspek kepengarangan dan latar belakangnya. Strukturalisme Genetik sendiri
memilik metode yang berbeda dengan kajian struktural murni yang lain.
Struturalisme Genetik mempunyai metode penelitian yaitu metode Dialektik yang
bisa digabungkan dengan metode deskriptif kualitatif sebagai metode yang
dipakai oleh peneliti.
Relasi yang terdapat di dalam novel yang mempertemukan yang modern
bertentangan dengan yang tradisi. Bagaimana proses modernisme mengubah
tatanan yng telah tertata dan dijaga berpuluh-puluh tahun oleh masyarakat
Banuaha. Pertentangan yang terjadi menggambarkan bagaimana modern mampu
mendominasi yang tradisi.
Pada akhir Bab dijelaskan bagaimana resali yang terjadi antara ideologi
modern dan ideologi tradisional. Dalam bab tersebut dijelaskan pula bagaimana Homologi yang hadir antara struktur karya sastra dan unsur-unsur dibelakang
kepengarangan, salah satunya adalah kelompok-kelompok sosial.
Kemudian diperoleh kesimpulan bahwa ideologi modern lebih
mendominasi yang tradisi.