Tindak Tutur Ilokusi Berbahasa Indonesia Siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 4
Abstract
Anak-anak memiliki cara agar tuturannya dapat dipahami oleh lawan
tuturnya yaitu dengan menghubungkan antara maksud tuturan dengan konteks.
Tuturan anak-anak tidak luput dari penggunaan konteks. Oleh sebab itu, konteks
ujaran sangat penting dalam menelaah maksud tindak tutur anak. Tindak tutur
ilokusi siswa taman kanak-kanak menjadi fokus penelitian ini karena pada
pengamatan awal diketahui bahwa anak-anak telah bisa menunjukkan kemampuan
aspek pragmatiknya dengan menggunakan tindak tutur ilokusi. Pada saat
berkomunikasi anak-anak telah bisa menghubungkan maksud tuturan dengan
konteks tuturnya. Dengan alasan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tindak
tutur ilokusi Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 4 Mangli Jember.
Penelitian ini difokuskan pada wujud, fungsi, dan modus tindak tutur ilokusi
siswa taman kanak-kanak. Pada penelitian ini dikaji tiga rumusan masalah, yaitu
(1) bagaimanakah wujud tindak tutur ilokusi berbahasa Indonesia siswa Taman
Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 4 Mangli?, (2) bagaimanakah fungsi tindak
tutur ilokusi berbahasa Indonesia siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul
Athfal 4 Mangli?, (3) bagaimanakah modus tindak tutur ilokusi berbahasa
Indonesia siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 4 Mangli?.
Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif karena penelitian ini mendeskripsikan
wujud, fungsi, dan modus tindak tutur siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah
Bustanul Athfal 4 Mangli Jember. Data dalam penelitian ini adalah segmen tutur
anak-anak beserta konteks dan koteksnya yang mengindikasikan tindak tutur
ilokusi. Konteks tersebut seperti, partisipan dalam segmen tutur, tempat tuturan,
waktu tuturan, dan gambaran suasana dalam tuturan. Sumber data dalam penelitian
ini adalah peritiwa tutur yang terjadi antara siswa taman kanak-kanak dengan mitra tuturnya. Mitra tutur yang dimaksud adalah seluruh orang yang berinteraksi pada
saat proses pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran. contoh: jam istirahat
atau jam pulang sekolah. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi. Prosedur dalam penelitian ini ada tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penyelesaian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wujud tindak tutur ilokusi pada siswa
Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 4 Mangli Jember meliputi tindak
tutur ilokusi 1) asertif menyatakan (2) direktif requesitif meminta, (3) direktif
prohibitif melarang, (4) direktif prohibitif membatasi, (5) direktif advistoris
menasihati, (6) komisif menawarkan, dan (7) ekspresif meminta maaf. Ditemukan
beberapa fungsi tindak tutur ilokusi siswa Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul
Athfal 4 Mangli Jember, yaitu (1) fungsi kompetitif memerintah, (2) fungsi
kompetitif menuntut, (3) fungsi menyenangkan mengajak, (4) fungsi bekerjasama,
(5) fungsi bertentangan. Terdapat beberapa modus tindak tutur ilokusi siswa Taman
Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 4 Mangli Jember, yaitu (1) modus
indikatif, (2) modus imperatif melarang, (3) modus interogatif, (4) modus
desideratif, (5) modus kondisional.
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diajukan saran (1) bagi guru taman
kanak-kanak diharapkan menggunakan hasil penelitian sebagai masukan untuk
membuat strategi-strategi pembelajaran khususnya untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa anak dan memicu anak-anak agar aktif untuk berbicara.
Semisal: membuat kelompok kecil di kelas dan memberikan tugas yang memicu
anak-anak untuk mengungkapkan keinginan, perasaan, dan pendapatnya. (2) bagi
peneliti selanjutnya yang sebidang ilmu, hasil penelitian ini hanya terbatas pada
wujud, fungsi dan modus tindak tutur ilokusi. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya
yang sebidang ilmu diharapkan mampu mengembangkan aspek-aspek lain yang
tidak dibahas pada penelitian ini, (3) bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
melakukan penelitian di jenjang yang lain atau dalam konteks di luar sekolah,
seperti di lingkungan masyarakat.