dc.description.abstract | Sumber belajar merupakan elemen penopang dalam kegiatan belajar
mengajar. Terdiri dari berbagai bentuk, ada yang berbentuk cetak, non cetak dan
lain sebagainya. Sumber belajar dapat berupa buku, subjek, objek dan lainnya
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu sumber belajar yang
paling dominan penggunaannya adalah buku. Melalui buku teks, peserta didik
diharapkan mampu belajar secara mandiri dengan menemukan sendiri, berpikir
kreatif dan aktif, serta kritis dalam menanggapi permasalahan terkait materi
pembelajaran. Pada penyajian buku teks akan sangat efisien apabila disesuaikan
dengan kemampuan kognitif pembacanya. Oleh sebab itu, guru perlu menelaah
atau menganalisis isi buku, baik materi maupun latihan soal didalamnya. Menurut
hasil Indonesian National Assessment Program (INAP) Pusat Penilaian
Pendidikan (2016) merekomendasikan supaya peserta didik dibiasakan pada
beragam bentuk soal secara seimbang.
Selain itu peserta didik juga dibiasakan dengan beragam bentuk domain
kognitif secara proporsional agar peserta didik terbiasa berpikir dari tingkat
rendah hingga tinggi. Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V SDN
Gumelar 02, guru belum pernah menganalisis latihan soal yang ada dalam buku
siswa. Hal serupa juga diungkapkan oleh Rinawati dan Utami (2013) yang
menyatakan bahwa mayoritas soal latihan dalam buku siswa bersifat prosedural
dan belum memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan
mengevaluasi, menganalisis maupun mencipta. Rumusan masalah pada penelitian
aini adalah bagaimanakah persentase dimensi proses kognitif latihan soal pada
buku siswa kelas V tema 2 Kurikulum 2013
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan dimensi proses kognitif
latihan soal pada pada buku siswa kelas V tema 2 terpadu Kurikulum 2013
berdasarkan taksonomi Bloom. Dalam pendidikan terdapat tiga ranah yang
dijadikan penilaian, yakni ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Ranah kognitif
berkaitan dengan kemampuan berpikir. Taksonomi Bloom revisi Anderson dan
Krathwohl meliputi enam kategori yakni mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Selanjutnya kemampuan berpikir
taksonomi Bloom dibedakan menjadi kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTs)
dan kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTs). Menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta merupakan ranah kognitif kategori HOTs. Sedangkan mengingat,
memahami, dan menerapkan merupakan ranah kognitif kategori LOTs. HOTs
memprioritaskan pada pembelajaran yang merangsang peserta didik untuk
mempunyai logika knowing how dan memerlukan keterampilan belajar yang
saling bertautan, sedangkan LOTs lebih mengarah pada knowing what.
Hasil analisis tingkat kognitif latihan soal pada buku siswa kelas V tema 2
yang terdiri dari 155 latihan soal adalah 76,7% atau 119 soal merupakan soal
tingkat rendah dan 23,3% atau 36 soal merupakan soal tingkat tinggi. Dapat
disimpulkan bahwa latihan soal belum dapat dikatakan baik karena dalam
penyebarannya kurang merata antara kategori mudah, sedang, dan sulit. Jumlah
tersebut kurang seimbang mengingat di kelas V seharusnya memiliki latihan soal
dengan kategori berpikir tingkat tinggi yang lebih banyak daripada kategori
berpikir tingkat rendah. Namun secara keseluruhan, latihan soal pada buku siswa
kelas V tema 2 telah mencakup keenam jenjang kognitif dan telah mencakup
pertanyaan dengan kategori mudah, sedang dan sulit. Bagi peneliti lain yang ingin
melanjutkan penelitian menggunakan latihan soal hendaknya dapat ditambahkan
indikator lain seperti dimensi pengetahuan yang memuat pengetahuan faktual,
pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif | en_US |