dc.description.abstract | Beberapa peneliti mencoba melakukan pengukuran kandungan air dengan pengukuran kandungan air dengan kandungan air jenuh, salah satunya adalah Karkanis (1983) yang melakukan penelitian dengan menggunakan contoh tanah terusik. Penetapan persentase kandungan air tanah menggunakan metode kandungan air jenuh dengan kenaikan kapiler dihitung dengan menggunakan persamaan empiris yaitu Yfc = -51,45856 + (1,54695) (x) untuk menentukan kandungan air pada kondisi kapasitas lapang dan Yw = -35,16769 + (0,99733) (x) untuk menentukan kandungan air pada kondisi titik layu permanen. Nilai koefisien determinasi kedua persamaan cukup tinggi yaitu mendekati 1. Hal ini menunjukkan bahwa model persamaan empiris yang digunakan memiliki kecocokan tinggi dengan data kandungan air. Selisih dari hasil kedua persamaan tersebut sebagai nilai total air tersedia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akurasi persamaan empiris yang digunakan dalam penetilian Karkanis (1983).
Penelitian ini dilakukan dalam 3 tahap yaitu: (1) pengambilan contoh tanah pada 3 zona pegunungan (Raung, Argopuro dan Selatan); (2) Analisis contoh tanah di laboratorium meliputi: a) pengukuran kapasitas lapang dan titik layu permanen menggunakan Pressure Plate Apparatus, b) pengukuran kandungan air dengan metode kandungan air jenuh, c) tekstur tanah, d) berat volume tanah, e) kandungan air (θ); dan (3) analisis data.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 tekstur tanah yaitu: Sandy Clay Loam, Sandy Loam, Clay Loam dan Loam. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Persamaan Baru yaitu: Yfc = -2,4742 + 0,6551 (x); r2 = 0,6494 dan Yw = -16,949 + 0,557 (x); r2 = 0,5834. Hubungan antara total air tersedia metode pengukuran kandungan air jenuh baik Persamaan Karkanis maupun Persamaan Baru dengan Pressure Plate Apparatus bernilai positif tetapi sangat lemah (r = 0,154). Hal ini berarti metode Pengukuran Kandungan Air Jenuh dengan Persamaan Baru tidak layak untuk diaplikasikan. | en_US |