dc.description.abstract | Lokasi merupakan salah satu aspek dalam bauran pemasaran ritel (retail
marketing mix) yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha bisnis ritel seperti
minimarket waralaba. Pemilihan wilayah potensial dan optimal sebagai lokasi
usaha minimarket waralaba mempertimbangkan beberapa kriteria, yaitu ukuran
populasi, karakteristik penduduk, tingkat perekonomian, tingkat persaingan,
kedekatan lokasi dengan pusat keramaian, pemukiman penduduk dan perguruan
tinggi. Ketepatan pemilihan lokasi merupakan aspek terpenting yang
mempengaruhi keberhasilan usaha minimarket waralaba. Keberhasilan suatu
usaha dapat diukur berdasarkan jumlah pelanggan, jumlah transaksi, volume
penjualan, omset penjualan, laba bersih dan waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai titik impas usaha atau Break Even Point (BEP).
Pengukuran keberhasilan usaha tentunya dapat mengelompokkan beberapa
minimarket waralaba di Kabupaten Jember ke dalam tingkat keberhasilan usaha
yang berbeda-beda. Penetuan tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba di
Kabupaten Jember dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan 29 minimarket
waralaba berdasarkan beberapa indikator keberhasilan usaha dengan 5 metode
hierarchical clustering, yaitu single linkage, complete linkage, average linkage,
centroid dan ward’s. Pengukuran kemiripan data dalam indikator keberhasilan
usaha antar minimarket waralaba menggunakan perhitungan euclidean distance.
Hasil pengelompokkan oleh masing-masing metode memiliki perbedaan.
Perbedaan hasil pengelompokkan tersebut harus dievaluasi untuk mengetahui
seberapa besar ketepatan pengelompokkan oleh masing-masing metode. Hasil
evaluasi menunjukkan bahwa metode single linkage merupakan metode clustering
terbaik yang mempunyai nilai rasio simpangan baku dalam kelompok (S
) dan
simpangan baku antar kelompok (S
) paling kecil dibandingkan keempat metode
lainnya, yaitu dengan nilai rasio 3.704575212 berdasarkan nilai S
ix
b
sebesar
6,259,693.00 dan nilai S
sebesar 1,689,719.57.
Penentuan label tingkat keberhasilan usaha untuk masing-masing
b
kelompok yang dihasilkan metode single linkage dilakukan dengan menghitung
rata-rata (centroid) dari masing-masing indikator pada setiap clutser. Hasil
interpretasi cluster mengelompokkan 29 minimarket waralaba di Kabupaten
Jember ke dalam 4 tingkat keberhasilan usaha, yaitu minimarket waralaba dengan
tingkat sangat berhasil (4 minimarket), berhasil (11 minimarket), cukup berhasil
(10 minimarket) dan kurang berhasil (4 minimarket).
Tujuan penelitian ini adalah merancang dan membuat Sistem Informasi
Geografis berbasis web untuk analisis spasial dalam mengidentifikasi pengaruh
lokasi usaha tehadap tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba di
Kabupaten Jember. Identifikasi dilakukan dengan 4 operasi spasial dalam Sistem
Informasi Geografis, yaitu geocoding, measurement, query dan overlay.
Perancangan Sistem Informasi Geografis berbasis web dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan Structured Analisys and Design (SSAD) yang berbasis
model Rapid Application Development (RAD).
Sistem Informasi Geografis yang digunakan untuk analisis spasial ini
memiliki kemampuan dalam menampilkan informasi spasial dan atribut yang
berkaitan dengan beberapa indikator dalam variabel bebas, yaitu lokasi usaha dan
variabel terikat, yaitu tingkat keberhasilan usaha. Hasil analisis spasial dengan
Sistem Informasi Geografis menunjukkan bahwa indikator jarak dengan
pemukiman penduduk, pusat keramaian, dan kepadatan penduduk tidak
berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba di
Kabupaten Jember, namun kedekatan lokasi usaha dengan perguruan tinggi serta
tingginya pendapatan per kapita penduduk di wilayah lokasi usaha berpengaruh
terhadap tingkat keberhasilan usaha minimarket waralaba di Kabupaten Jember. | en_US |