Show simple item record

dc.contributor.advisorAMRULLAH, M. Arief
dc.contributor.authorAPRIASTUTI, Nurdiana
dc.date.accessioned2020-07-13T08:04:06Z
dc.date.available2020-07-13T08:04:06Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.nim160720101003
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/99733
dc.description.abstractDewasa ini tindak pidana terorisme tidak lagi dilakukan oleh pria pada umumnya, namun menjadikan para wanita dan justru anak-anak sebagai alat untuk melancarkan tindakan tersebut. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dijadikan alternatif untuk memutus mata rantai tidak pidana terorisme pada anak tersebut adalah melalui upaya hukum rehabilitasi. Anak pelaku tindak pidana terorisme harus melalui tahapan rehabilitasi terlebih dahulu, berupa konseling. Sehingga anak bisa kembali ke tempat asalnya dengan mental yang tidak lagi terpengaruh oleh orang-orang di sekitanya. Selain itu upaya rehabilitasi dapat dijadikan sebagai alternatif pencegahan anak tersebut mengulangi perbuatannya. Berdasarkan uraian diatas, yang dibahas ada 2 (dua), yaitu : pertama, apakah pengaturan tentang pemidanaan terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana Terorisme dalam Undang-Undang Anti Terorisme telah sesuai dengan prinsip-prinsip Perlindungan Anak?; kedua, bagaimana kebijakan pemidanaan yang ideal untuk pelaku anak dalam Tindak Pidana Terorisme dimasa yang akan datang?en_US
dc.language.isoInden_US
dc.publisherFAKULTAS HUKUMen_US
dc.subjectKebijakan Double Track System Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Terorisme Dalam Upaya Mencegah Terjadinya Residivisen_US
dc.titleKebijakan Double Track System Terhadap Anak Pelaku Tindak Pidana Terorisme Dalam Upaya Mencegah Terjadinya Residivisen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.prodiMAGISTER HUKUM
dc.identifier.kodeprodi0720101


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record