dc.description.abstract | Salah satu peran manusia dalam suatu proses produksi yaitu memindahkan
dan mengangkut material secara manual. Pekerjaan berupa kegiatan
pengangkutan material diidentifikasi berisiko besar sebagai salah satu penyebab
penyakit Musculoskeletal Disorders (MSDs). Salah satu pekerjaan yang
menggunakan penanganan material secara manual adalah pekerjaan angkat
angkut. Terdapat berbagai jenis pekerjaan angkat-angkut di Indonesia, salah
satunya adalah operator pengisian tabung gas LPG. Pekerja pada SPBE
merupakan salah satu bagian dari masyarakat pekerja yang perlu mendapat
perhatian karena proses kerja yang mereka lakukan banyak mengandung risiko
terhadap kesehatan. Pekerjaan pengangkutan gas LPG pada SPBE tersebut masih
didominasi oleh aktivitas kerja yang berulang, bahkan sering pula dengan durasi
waktu yang lama sehingga kedua hal tersebut berpotensi menimbulkan penyakit
MSDs. Setelah studi pendahuluan yang dilakukan pada salah satu SPBE
dikabupaten Jember diketahui bahwa 10 pekerja yang saat itu berada di tempat
dan bersedia menjadi narasumber terdapat 9 pekerja pernah mengalami keluhan
MSDs pada bagian otot skeletal seperti linu-linu dan kram. Kelainan MSDs
adalah kelompok kelainan yang mempengaruhi tulang, sendi, otot dan jaringan
tubuh yang menghubungkan satu sama lain. Faktor risiko terjadinya MSDs antara
lain faktor individu, faktor pekerjaan dan faktor lingkungan. Keluhan MSDs
apabila tidak segera dilakukan penanganan dengan baik maka akan
mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam bekerja, kelelahan dan pada akhirnya
akan menurunkan produktivitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko keluhan
Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada operator pengisian tabung gas LPG di
SPBE Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan pada operator pengisian tabung gas
LPG di SPBE Kabupaten Jember dengan jumlah sampel sebesar 67 pekerja.
Pengambilan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi, observasi
dan pengukuran. Pengukuran postur kerja pada penelitian ini menggunakan
penilaian tingkat risiko ergonomi dengan metode REBA (Rapid Entire Body
Assessment) pada operator pengisian tabung gas LPG untuk menetukan risiko
ergonomi. Pengumpulan data mengenai tingkat keluhan musculoskeletal, peneliti
menggunakan lembar kuesioner Nordic Body Map (NBM) untuk mengetahui
bagian- bagian tubuh pekerja yang mengalami keluhan musculoskeletal akibat
kerja.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebagian besar responden berumur
antara 25-34 tahun sebesar (65,7%), paling banyak responden memiliki kebiasaan
merokok ringan sebesar (47,8%), sebagian besar responden memiliki kebiasaan
olahraga yang kurang sebesar (74,6%), sebagian besar responden memiliki
indeks massa tubuh normal sebesar (61,2%), paling banyak responden memiliki
masa kerja pendek sebesar (47,8%) dan memiliki postur kerja dengan tingkat
risiko sedang sesbesar (37,3%). Mayoritas responden mengalami keluhan
musculoskeletal disorders dalam kategori ringan 89,6%. Analisisi bivariat
menggunakan uji Spearman menunjukkan bahwa faktor individu berupa umur
memiliki hubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders. Sedangkan faktor
individu yang lain seperti kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, indeks massa
tubuh dan masa kerja tidak menunjukkan adanya hubungan dengan keluhan
musculoskeletal disorders. Faktor pekerjaan yaitu postur kerja menunjukkan
adanya hubungan dengan keluhan musculoskeletal disorders.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang perlu
dipertimbangkan oleh perusahaan/tempat kerja yaitu memberikan edukasi dan
pelatihan bagi para pekerja mengenai prinsip ergonomi di tempat kerja dan
prosedur kerja yang sesuai dengan prinsip ergonomi, melakukan perbaikan postur
kerja, mengadakan kegiatan olahraga rutin sebelum melakukan aktivitas
pekerjaan, membuat standard operating procedure (SOP) mengenai pelaksanaan
peregangan otot di sela-sela pekerjaan. | en_US |