dc.description.abstract | Keanekaragaman masyarakat Indonesia dapat dilihat pada masyarakat
Kepatihan. Masyarakat di lingkungan ini terdiri dari berbagai etnis
Penelitian ini dilaksanakan di Lingkungan Kepatihan, khususnya di RT 1,
RT 2 dan RT 3. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling. Penggalian data dalam penelitian ini dengan menggunakan
observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendapatkan informasi yang jelas dan
detail mengenai bentuk – bentuk perilaku pemeliharaan toleransi dan gotong royong
di Lingkungan Kepatihan Jember. Data yang didapat dari penelitian ini kemudian
dianalisis dengan analisis deskriptif dengan menggambarkan keadaan dalam
penelitian berdasarkan fakta-fakta.
Pada penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut. Masyarakat selalu
berusaha untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan untuk dirinya sendiri
vii
maupun kebutuhan dalam hidup bermasyarakat. Kebutuhan ini dapat tercapai apabila
masyarakat saling memahami, mengerti, toleransi antara masyarakat yang satu
dengan yang lain. Sikap ini dapat membentuk keharmonisan dalam hidup
bermasyarakat. Sikap ini ditunjukkan dengan mengikuti berbagai acara yang ada
dalam lingkungan tempat tinggal, seperti ikut kerja bakti, ikut menghias gapura saat
tujuh belas agustusan, ikut rapat PKK, dan lain-lain. Contoh lain yang kegiatan yang
ada di masyarakat Kepatihan ialah kegiatan yang ada di Posyandu. Di Posyandu ini
dapat dilihat bahwa antar masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain dapat
membaur dengan baik. Mereka saling melepaskan baju-baju keanekaragaman yang
ada dalam diri dan melebur menjadi satu masyarakat yang membutuhkan bantuan
atau layanan dari Posyandu tersebut. Dari kegiatan Posyandu ini dapat membentuk
rasa toleransi antar masyarakat terutama di kalangan ibu-ibu. Kegiatan-kegiatan ini
dapat menumbuhkan keakraban dan tempat untuk menjalin silahturahmi antar warga.
Hubungan dengan warga masyarakat yang lain ada yang berjalan dengan
harmonis, dan ada pula yang berjalan dengan tidak harmonis. Ketidakharmonisan ini
diawali dengan adanya sikap prasangka terhadap orang lain, sehingga dapat
menimbulkan percikan-percikan konflik dalam hidup bermasyarakat. Cara
masyarakat Kepatihan ini untuk meminimalisir konflik dalam hidup bermasyarakat
yaitu dengan menemui orang yang dianggap mampu untuk membantu menyelesaikan
masalah yang ada. Orang itu bisa ketua RW, ketua RT, tokoh-tokoh agama ataupun
orang yang dianggap panutan dalam masyarakat. | en_US |