DETEKSI DISFUNGSI ENDOTEL AKIBAT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA CAIRAN SULKUS GINGGIVA DAN WHOLE SALIVA
View/ Open
Date
2013-06-20Author
Achmad, Gunadi
Niken, Probosari
Didin, Erma Indahyani
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini meliputi pengujian pada disfungsi endotel pada penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di dalam cairan sulkus gingiva dan whole saliva. Demam berdarah dengue diakibatkan oleh virus dengue, yang di tularkan melalui vektor nyamuk. DBD merupakan bentuk berat dari infeksi dengue, yang ditandai dengan adanya disfungsi endotel. Endotel yang terpapar sitokin yang diekspresikan monosit yang terinfeksi virus dengue akan mengakibatkan aktivasi endotel dengan mengekspresikan sVCAM-1 dan sICAM-1. Molekul adesi tersebut merupakan marker disfungsi endotel. Disfungsi endotel menyebabkan permeabilitas vaskular meningkat yang menyebabkan syok hipovolemi dan juga kerusakan jaringan. Selain itu sitokin akan menstimulasi pembentukan antibodi sistemik oleh sel B yaitu IgM, IgG dan IgA, sehingga digunakan sebagai marker DBD yang parah. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis disfungsi endotel melalui ekspresi sVCAM-1 dan sICAM-1, IgM dan IgA dan migrasi sel netrofil pembuluh darah melalui sulkus gingiva pada cairan sulkus gingiva dan whole saliva.
Penelitian ini akan dilakukan pada penderita DBD yang sedang dirawat di rumah sakit di Kabupaten Jember dan volunter sebagai kontrol. Diagnosis DBD dilakukan berdasarkan kriteria WHO tahun 1999. Dilakukan pengambilan darah vena sebanyak 1 ml dan di ambil cairan sulkus gingiva menggunakan paper point steril dan whole saliva untuk dilakukan analisis sVCAM-1, sICAM-1, IgA dan IgM dengan teknik sandwich ELISA. Selain itu juga dilakukan analisis migrasi netrofil pembuluh darah melalui sulkus gingiva sebagai pertanda adanya kerusakan jaringan pada cairan sulkus gingiva dan whole saliva menggunakan menggunakan Organulo Migratory Rate Indeks (OMRI).
Hasil penelitian pada tahun kedua ini adalah secara positif menunjukan prosentase 100% penderita DBD terdeteksi antibody IgM maupun sICAM-1 pada sampel darah, saliva maupun cairan krevikular gingival (CKG). Pada volunteer (kontrol) tidak ada yang positif terhadap IgM maupun sICAM. Rata-rata titer IgM lebih tinggi dari pada titer sICAM-1. Secara bermakna (p<0,05) serum darah mempunyai titer IgM maupun sICAM yang lebih besar dibandingkan pada saliva dan CKG, sedangkan CKG mempunyai titer yang paling rendah.
Disimpulkan bahwa, ekpresi IgM maupun sICAM-1 yang merupakan marker kerusakan endotel, terdeteksi secara positif pada saliva, CKG maupun serum darah. Dengan adanya ekspresi IgM maupun sICAM-1 menunjukkan terjadinya kerusakan sel endotel pada penderita DBD.
Collections
- LRR-Hibah Fundamental [144]