dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara agraris yang beriklim tropis, sehingga hampir
semua jenis tanaman dapat tumbuh subur di negara Indonesia salah satunya adalah
tanaman kopi. Kopi merupakan komoditi yang sudah lama dimanfaatkan sebagai
salah satu komoditi perkebunan unggulan yang peranannya cukup penting
terhadap perekonomian nasional. Jember merupakan daerah yang cukup potensial
sebagai tempat pengembangan industri kopi hal tersebut didukung karena selain
Jember merupakan salah satu dari dua daerah penghasil kopi utama di Jawa
Timur, Jember juga merupakan tempat berdirinya pusat penelitian kopi dan kakao
serta memiliki kawasan atau lahan penghasil kopi yang cukup luas salah satunya
adalah lereng pegunungan Argopuro yang terdiri dari Kecamatan Sumberbaru,
Tanggul, Bangsalsari, Panti, Sukorambi dan Arjasa.
Indonesia sebagai salah satu dari 5 besar Negara penghasil kopi didunia
terutama kopi Robusta, ternyata Indonesia masih menghadapi berbagai macam
kendala yang dapat mempengaruhi pertanian kopi. Salah satu kendala yang
dihadapi di Jember adalah meskipun green bean kopi Robusta yang dihasilkan
memiliki jumlah yang cukup banyak dan sebagian telah menembus pasar ekspor
akan tetapi produk dengan mutu relatif rendah juga masih terdapat dalam jumlah
yang relatif banyak dimana mutu green bean kopi Robusta yang dihasilkan masih
memiliki kadar air dan nilai kecacatan yang relatif tinggi, sehingga produk yang
dihasilkan masih dihargai rendah oleh pedagang pengumpul maupun konsumen
termasuk eksportir, rendahnya mutu kopi yang dihasilkan dipengaruhi oleh proses
produksi yang belum maksimal dikarenakan sarana–sarana penunjang proses
produksi yang masih kurang. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu kopi
adalah dengan memperbaiki dan mengoptimalkan proses produksi yang
berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi parameter mutu
fisik green bean kopi Robusta dan meningkatkan kualitas fisik kopi Robusta
dengan metode Quality Function Deploiment serta merumuskan kebijakan
operasional yang direkomendasikan kepada produsen dalam upaya peningkatan
mutu fisik kopi Robusta. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas fisik green bean kopi Robusta di kawasan Lereng Pegunungan Argopuro Jember khususnya di Desa Badean Kecamatan Bangsalasari. Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer
dikumpulkan melalui survey, wawancara, penyebaran kuesioner dan mengadakan
FGD (Focus Group Discussion). Data sekunder diperoleh dari data literatur dan
data pendukung lainnya dari Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan
Perkebunan Kabupaten Jember, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Karang Pakel Badean Bangsalsari
Jember. Sedangkan metode pengolahan data yang digunakan yaitu QFD dan
Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram).
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terdapat 9 atribut mutu
fisik pada proses perbaikan kualitas green bean kopi Robusta yaitu keseragaman
ukuran, ukuran biji kopi, bentuk biji kopi, berat biji kopi, kecerahan warna,
intensitas biji pecah, ada tidaknya lubang, tingkat kebersihan biji kopi, dan kadar
air. Lima atribut mutu fisik green bean kopi Robusta yang harus di perbaiki
berdasarkan nilai bobot absolut dan rasio perbaikan adalah kadar air dengan nilai
bobot absolut paling tinggi sebesar 7,6, intensitas biji pecah dengan nilai bobot
absolut sebesar 7,2, tingkat kebersihan biji kopi dengan nilai bobot absolut 6,7,
dan keseragaman ukuran dengan nilai bobot absolut sebesar 6,0, serta atribut mutu
kecerahan warna dengan nilai bobot absolut sebesar 6,0. Perbaikan respon teknis
sebaiknya dilakukan dengan meningkatkan kualitas SDM atau tenaga kerja dalam
proses (pemetikan buah, pemecahan gelondong, sortasi gelondong, hulling, dan
sortasi biji) dengan cara training atau pembelajaran terutama dalam pengaturan
dan pengoperasian mesin pulper dan huller untuk menjaga kualitas produk yang
dihasilkan, penambahan alat sortasi berupa ayakan atau kotak sortasi sebagai alat
bantu grading, serta penambahan alat ukur kadar air untuk menjaga kadar air
bahan yang sesuai dengan standar, penggunaan rak para-para pada proses
pengeringan untuk membantu mengeringkan bahan secara sempurna dan
penambahan saluran kipas pembuangan (exhaust fan) di bagian atap gudang pada
proses penggudangan untuk menjaga kelembaban ruangan, serta penggunaan
karung goni sebagai wadah dan ditempatkan untuk tidak bersentuhan langsung
dengan dinding dan lantai gudang | en_US |