dc.description.abstract | Kopi (Coffea sp) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari
Indonesia. Kriteria mutu biji kopi meliputi aspek fisik, citarasa, kebersihan dan
aspek keseragaman. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh perlakuan pada setiap
tahapan proses produksi. Pengolahan kopi dapat menentukan mutu dan kualitas
kopi. Salah satu proses pengolahan kopi yang memengaruhi kualitas mutu biji
kopi yang dihasilkan adalah proses pengupasan kulit buah kopi. Pengupasan kulit
buah kopi bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulit buahnya sehingga
diperoleh biji kopi yang masih terbungkus oleh kulit tanduknya. Proses ini dapat
dilakukan dengan cara manual, akan tetapi cara ini membutuhkan waktu yang
relatif lama. Masalah tersebut dapat menghambat proses pemisahan biji ketika
produksi kopi mengalami kenaikan. Hambatan tersebut menyebabkan
keterlambatan proses pemisahan. Keterlambatan penanganan menyebabkan buah
kopi mengalami pembusukan sebelum dilakukan pemisahan biji. Usaha Tani
Maju di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso
melakukan pemisahan kulit ini dilakukan dengan menggunakan mesin pulper.
Adapun mesin pulper yang digunakan adalah tipe silinder ganda. Dengan
demikian perlu adanya penelitian mengenai kondisi teknis dan ekonomis untuk
mengetahui kondisi mesin, mengembangkan suatu usaha dan memaksimalkan
penggunaan mesin serta mengetahui kebutuhan mesin pulper di wilayah tersebut.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017-Januari 2018 di Usaha
Tani Maju Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso.
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis teknis (R, Kp, S, P),
analisis ekononomis (BEP, NPV, IRR, dan Sensitivitas), dan analisis kebutuhan
mesin. Berdasarkan analisis teknis, penggunaan mesin pulper memiliki nilai
rendemen sebesar 63,33%, kapasitas kerja sebesar 200,48 kg/jam, konsumsi bahan
bakar sebesar 1 liter/jam, slip tranmisi pada mesin sebesar 10,46% dan daya
keluaran 124,87 watt. Berdasarkan analisis ekonomis, penggunaan mesin pulper
dalam industri penyewaan mesin pertanian dapat dikatakan layak, sebab nilai BEP
lebih kecil dari jumlah produksi pertahun yaitu 11.358, nilai NPV bernilai positif
yaitu 40.825.248,10 dan nilai IRR lebih dari suku bunga komersial (10%) yaitu
49,27%. Sedangkan hasil perhitungan analisis sensitivitas penggunaan mesin
pulper dalam industri tersebut dapat dikatakan tidak layak ketika terjadi
penurunanan jumlah produksi sebesar 70%. Berdasarkan pada jumlah produksi
pada tahun 2017, kebutuhan mesin pulper di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber
Wringin, Kabupaten Bondowoso adalah sebanyak 3 unit mesin pulper. | en_US |