dc.description.abstract | Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu daerah penghasil singkong
di Provinsi Jawa Timur, total luas lahan singkong Kabupaten Bondowoso
mencapai 4.398 ha, dengan tingkat produktivitas mencapai 222,62 kw/ha dan
produksi mencapai 97.907,43 ton. Setiap tahunnya di Kabupaten Bondowoso
mengalami penurunan baik produksi singkong maupun lahan budidaya singkong.
Hal ini akan sangat berdampak untuk kelangsungan agroindustri berbasis
singkong dari tahun 2013 – 2016, produksi singkong di Kabupaten Bondowoso
secara berturut-turut berjumlah 131.723 ton/tahun, 104.904 ton/tahun, 97.907
ton/tahun, dan 86.711 Ton/tahun. Sedangkan untuk data luas lahan berturut-turut
sebesar 6.039 Ha, 4.744 Ha, 4.398 Ha, dan 3860 Ha. Selain itu data statistik
mengenai potensi agroindustri, meliputi jumlah, jenis produk, dan total
kebutuhan bahan baku terkait agroindustri singkong hingga saat ini belum diolah
menjadi informasi dan masih terkemas secara tekstual, yakni berupa data manual
yang dicatat dalam buku atau pencatatan data. Data tersebut menjadi kurang
informatif dan sukar diakses, baik oleh pemerintah daerah, investor maupun pihak
terkait agroindustri serta sukar diperbaharui oleh dinas terkait agroindustri yang
pada akhirnya dapat berdampak pada pengembangan agroindustri singkong di
Kabupaten Bondowoso.
Penerapan informasi dan teknologi yang berkembang saat ini dapat
digunakan sebagai solusi dalam pengembangan agroindustri berbasis singkong di
Kabupaten Bondowoso. sehingga, dilakukan pembuatan sistem informasi
mengenai potensi singkong, serta teknologi SIG dapat digunakan sebagai metode
penentuan lokasi budidaya singkong yang akan sangat bermanfaat sebagai dasar
pengambilan keputusan bagi pemerintah dan investasi bagi investor, sehingga
dapat mengembangkan agroindustri berbasis singkong serta meningkatkan
ketahanan singkong terhadap komoditi lain di Kabupaten Bondowoso.
Penelitian ini membutuhkan beberapa data sekunder dan data primer,
data primer yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sampel beberapa profil
agroindustri yang ada di Kabupaten Bondowoso, sedangkan untuk data
sekunder dibagi menjadi dua yaitu data sekunder non spasial dan data sekunder
spasial. Data sekunder nonspasial yang digunakan antara lain data sebaran
penghasil singkong, meliputi nama kecamatan, luas panen, data curah hujan,
kebutuhan singkong agroindustri dan jumlah produksi perKecamatan.
Sedangkan untuk data sekunder spasial antara lain peta dasar Kabupaten
Bondowoso, peta ketinggian Kabupaten Bondowoso, peta kemiringan
Kabupaten Bondowoso, peta jenis tanah Kabupaten Bondowoso, peta curah
hujan tahunan Kabupaten Bondowoso. Data-data tersebut nantinya akan
dimasukan kedalam program dengan menggunakan userinterface Visual Basic
6 dan Database Ms Access 2007. Sedangkan untuk data sekunder spasial diolah
menggunakan ArcGis 10.3 yang bertujuan untuk menentukan luasan lahan yang
sangat berpotensi digunakan untuk penanaman singkong di Kabupaten
Bondowoso.
Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu berupa sebaran
agroindustri di Kabupaten Bondowoso cukup merata, total 20 Kecamatan yang
memiliki agroindustri berbasis singkong. Dari sebaran agroindustri tersebut data
kebutuhan singkong tiap industri belum masuk dalam sistem, namun pemerintah
perlu melakukan pengambilan kebijakan agar lahan dan produksi singkong di
Kabupaten Bondowoso tidak mengalami penurunan setiap tahunnya. Salah satu
caranya dengan membuat lahan khusus budidaya singkong di Kabupaten
Bondowoso berdasarkan peta hasil peruntukan lahan singkong. Hasil Calculate
faktor pembuatan berdasarkan peta peruntukan lahan singkong didapatkan lahan
yang sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan budidaya singkong | en_US |