dc.description.abstract | Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampean secara administrasi mencakup
wilayah Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan Jember, Provinsi Jawa Timur.
Perubahan penggunaan lahan di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Sampean
dari kawasan hutan menjadi kawasan lahan pertanian, padang rumput, serta
permukiman penduduk akan mengurangi kawasan tangkapan air hujan. Hal ini
berpotensi meningkatkan laju erosi. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu
adanya penelitian terkait perubahan tata guna lahan dan pengaruhnya terhadap
laju erosi untuk memberikan rekomendasi tentang kegiatan konservasi dan tata
kelola DAS Sampean. Input data untuk penelitian adalah peta digital yang terdiri
dari: layer data hujan, jenis tanah, tata guna lahan pada tahun 2001, 2006, dan
2014, serta layer data DEM (Digital Elevation Model). Selanjutnya, data-data
tersebut digunakan untuk menghitung laju erosi dengan metode USLE (Universal
Soil Loss Equation) integrasi ArcGIS. Tahapan penelitian terdiri dari: (1)
pengumpulan data, (2) interpretasi faktor erosi metode USLE yang terdiri dari
faktor erosivitas curah hujan (R), faktor erodibilitas jenis tanah (K), faktor
panjang dan kemiringan lereng (LS), serta faktor pengelolaan tanaman dan
tindakan konservasi (CP), dan (3) perhitungan nilai laju erosi menggunakan
metode USLE berbasis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi
perubahan penggunaan lahan di wilayah DAS Sampean pada tahun 2001, 2006,
dan 2014 berupa meningkatnya luasan lahan permukiman, sawah, pertanian lahan
kering, dan tanah terbuka serta menurunya luasan lahan semak belukar, hutan
lahan kering primer dan hutan tanaman. Perubahan penggunaan lahan akan
berdampak terhadap meningkatnya tingkat bahaya erosi dengan tipe sangat berat.
Tingkat bahaya erosi dengan tipe sangat berat meningkat sebesar 13,93
ton/ha/tahun dari 1125,38 ton/ha/tahun dengan demikian disimpulkan bahwa
perubahan penggunaan lahan meningkatkan laju erosi terutama erosi dengan tipe
sangat berat. | en_US |