dc.description.abstract | Kopi bubuk sebagai hasil olahan kopi sangrai memiliki kelemahan yaitu
masih meninggalkan ampas hasil penyeduhan. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi ampas hasil penyeduhan diantaranya dengan pembuatan kopi celup.
Dalam pembuatan kopi bubuk, penyangraian akan menentukan sifat fisik dan kimia
olahan biji kopi dan mempengaruhi sifat organoleptik (warna, aroma, dan rasa)
seduhan panas kopi. Selain kopi celup, produk kopi herbal seperti penggunaan kayu
manis juga merupakan salah satu diversifikasi produk olahan kopi untuk
memperoleh aroma dan cita rasa baru serta memperoleh efek kesehatan. Kayu
manis mengandung senyawa sinamaldehid dan sinamil alkohol yang memiliki
kemampuan sebagai antioksidan. Diversifikasi kopi kayu manis celup dapat
dihasilkan varian produk hilir kopi yang lebih praktis dan memiliki efek kesehatan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian terhadap sifat-sifat kopi kayu manis
celup yang dibuat dari perbedaan tingkat penyangraian kopi dengan konsentrasi
bubuk kayu manis.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), terdiri dari dua
factor perlakuan. Perlakuan pertama yaitu tingkat penyangraian kopi (light,
medium, dan dark), serta perlakuan kedua yaitu konsentrasi bubuk kayu manis (2%,
4%, dan 6%). Penelitian dimulai dengan pembuatan bubuk kopi dari tiga jenis
penyangraian (light, medium, dan dark). Biji kopi sebanyak 100 gram disangrai
pada tingkatan yaitu light selama ±7 menit, medium selama ±10 menit, dan dark
selama ±16 menit masing-masing pada suhu 150oC±2
oC. Biji kopi sangrai
dikecilkan ukurannya dan diayak 60 mesh. Tahap berikutnya adalah penyiapan
bubuk kayu manis dari pasaran diayak 60 mesh. Masing-masing bubuk kopi dengan
tingkat penyangraian yang berbeda dilakukan penambahan bubuk kayu manis
sebanyak (2%, 4%, dan 6%) b/b. Campuran kopi bubuk dan bubuk kayu manis
sebanyak 4 gram dimasukkan dalam kantong celup. Penyeduhan dilakukan dengan
pencelupan kantong kopi kayu manis celup dalam air mendidih (suhu 100oC)
sebanyak 200 ml selama 15 menit. Pencelupan kantong kopi kayu manis celup
dilakukan sebanyak 2 kali dan pengadukan dilakukan sebanyak 3 kali
menggunakan sendok. Setiap sampel perlakuan dilakukan analisis warna
(lightness), kadar sari, total polifenol, aktivitas antioksidan, uji organoleptik, dan
uji efektivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat penyangraian
kopi menyebabkan penurunan kandungan total polifenol, aktivittas antioksidan,
nilai kecerahan (lightness), namun meningkatkan kadar sari seduhan kopi kayu
manis celup. Semakin tinggi penambahan konsentrasi kayu manis menyebabkan
penurunan total polifenol dan aktivitas antioksidan, namun meningkatkan nilai
kecerahan (lightness) dan kadar sari seduhan yang dihasilkan. Perlakuan terbaik
seduhan kopi kayu manis celup yaitu pada penyangraian dark dengan penambahan
konsentrasi bubuk kayu manis 2% yang menghasilkan nilai lightness seduhan
26,13, kadar sari 0,60%, total polifenol 34,46 mg GAE/gram, aktivitas antioksidan
70,34%, kesukaan warna 7,08 (agak suka), kesukaan aroma 7,04 (agak suka),
kesukaan rasa 6,56 (sedikit suka), dan kesukaan keseluruhan 7 (agak suka). | en_US |