dc.description.abstract | Limbah pertanian termasuk kategori limbah organik. Limbah pertanian dibagi menjadi dua yaitu, limbah pasca panen dan limbah pengolahan hasil pertanian. Kabupaten Jember merupakan daerah dengan sektor pertanian dan perkebunan yang cukup luas berturut-turut seluas 86.144 Ha dan 80.483 Ha. Luasnya sektor pertanian tersebut mengakibatkan tingginya jumlah limbah yang dihasilkan, diantaranya adalah limbah kulit kopi dan sekam padi dari hasil pengolahan, limbah batang tembakau dari proses pasca panen. Di Indonesia telah banyak diterapkan pemanfaatan limbah organik yang dihasilkan dalam upaya meminimalisir jumlah limbah yang dihasilkan. Limbah organik mengandung unsur hara antara lain yaitu nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K), pada kulit kopi terdapat unsur N sebesar 3,22 % , P sebesar 1,09 %, dan K sebesar 1,76%. Sedangkan sekam padi mengandung unsur hara N sebesar 0,8 % dan P sebesar 0,2 % dan K sebesar 0,90 %. Banyaknya unsur hara tersebut dapat dimanfaatkan menjadi kompos sebagai pupuk organik pengganti pupuk kimia untuk membantu proses pertumbuhan tanaman. Terdapat suatu inovasi yaitu memanfaatkan kompos menjadi media pembibitan dalam bentuk kompos blok.
Penelitian dilaksanakan di Kawasan Usaha Perkebunan Kopi (KUPK) Sidomulyo, Kabupaten Jember, dan Laboratorium Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan (TPKL), Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember dilakukan pada bulan Mei 2018 hingga November 2018. Dalam penelitian ini pembuatan kompos blok sebagai media pembibitan terdiri dari kompos yang menggunakan bahan limbah organik yaitu kulit kopi, batang tembakau dan sekam padi dengan perlakuan pengecilan ukuran atau variasi ukuran 10 ,40 dan 80 mesh. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh bahan serta ukuran limbah organik terhadap nilai kadar air dan pertumbuhan vegetatif bibit tanaman cabai pada kompos blok. Proses pengomposan dilakukan secara anaerob dengan penambahan pupuk kandang, EM4 dan molases serta menggunakan tepung tapioka sebagai bahan perekat pada pembuatan kompos blok. Sedangkan metode yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah pengukuran kadar air dengan metode Alhricks dan metode Gravimetri basis basah serta pengukuran pertumbuhan vegetatif bibit tanaman cabai dengan variabel tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, luas daun. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan Analisis of Varians faktorial dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa bahan dan variasi ukuran limbah organik pada kompos blok berbeda nyata terhadap nilai kadar air kompos blok. Nilai kadar air terbesar dengan volume penyiraman yang sama sebanyak 51,22 ml air terdapat pada kompos blok limbah kulit kopi dengan variasi ukuran 40 mesh yaitu mencapai 40 – 50 % kadar air. Penggunaan limbah organik yang mengandung unsur hara, khusunya limbah sekam padi dan kulit kopi serta banyaknya kadar air pada kompos blok menjadi faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan vegetatif tanaman cabai. Hal itu terbukti berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan luas daun tanaman cabai. | en_US |