Komparasi Sifat Enjiniring Bubuk Jahe Merah Dan Gajah Hasil Pengeringan Tipe Konveksi
Author
PALUPI, Navira Ratna
Metadata
Show full item recordAbstract
Tanaman jahe segar memiliki kadar air ±90% basis basah sehingga tanaman ini
mudah mengalami kerusakan. Selama proses pengiriman jahe dalam bentuk segar
mempunyai kelemahan yaitu jumlah volume yang besar dan bahan yang mudah
rusak. Proses pengeringan dan penepungan sangat disarankan untuk pengolahan
lebih lanjut agar dapat mengurangi timbulnya kerusakan hasil panen,
memaksimalkan mutu hasil pengolahan, dan meningkatkan nilai ekonomi
tanaman jahe. Informasi tentang kajian sifat enjiniring bubuk jahe dari berbagai
varietas jahe merah dan gajah masih sulit ditemukan, sehingga perlu dilakukan
evaluasi sifat enjiniring bubuk jahe merah dan gajah. Salah satu metode
pengeringan yang dapat digunakan untuk mengeringkan tanaman jahe merah dan
gajah adalah menggunakan alat pengering konveksi. Kegunaannya adalah untuk
mempelajari proses produksi bubuk jahe merah dan gajah menggunakan metode
konveksi. Secara khusus tujuannya adalah (1) menentukan sifat enjiniring produk
bubuk jahe merah dan gajah yang meliputi kadar air, warna, densitas curah, daya
serap air, daya serap minyak, angle of repose, dan sifat termal, (2)
membandingkan sifat enjiniring produk bubuk jahe merah dan gajah yang
dhasilkan dari beragam suhu pengeringan. Suhu yang digunakan dalam proses
pengeringan adalah 60, 75, dan 90oC. Hasil pengukuran sifat enjiniring pada
bubuk jahe merah dan gajah memiliki rentang nilai antara lain; kadar air bubuk
jahe merah sebesar 8,80 – 10,13% bb dan bubuk jahe gajah sebesar 9,56 – 10,00%
bb; nilai L bubuk jahe merah sebesar 44,3 – 51,2 lebih rendah dari bubuk jahe
gajah sebesar 48,3 – 55,5; nilai a bubuk jahe merah dan gajah sebesar 2,7 - 4,5
dan 1,4 – 3,2; nilai b bubuk jahe merah sebesar 14,1 – 16,9 lebih rendah dari
bubuk jahe gajah sebesar 17,9 – 21,6; densitas curah bubuk jahe merah lebih
tinggi dari jahe gajah sebesar 0,42 - 0,54 dan 0,35 – 0,42 g/ml; daya serap air
bubuk jahe merah sebesar 2,293 - 6,008 ml/g dan bubuk jahe gajah sebesar 2,420
– 4,496 ml/g; daya serap minyak bubuk jahe merah adalah 0,949 - 1,202 ml/g dan
bubuk jahe gajah sebesar 1,123 – 1,466 ml/g; konduktivitas termal bubuk jahe
merah sebesar 0,113 - 0,140 W/mK dan bubuk jahe gajah sebesar 0,105 – 0,123
W/mK, panas spesifik bubuk jahe merah sebesar 0,936 - 1,199 MJ/m3K dan
bubuk jahe gajah sebesar 0,846 – 1,053 MJ/m3K, difusivitas termal bubuk jahe
merah sebesar 0,114 - 0,139 mm2/s dan bubuk jahe gajah sebesar 0,104 – 0,129
mm2/s, angle of repose bubuk jahe merah sebesar 40,4 – 43,9o dan bubuk jahe
gajah 40,1 – 44,4o. Secara umum, mayoritas sifat enjiniring lebih dipengaruhi oleh
varietas jahe dibandingkan dengan suhu pengeringan.