dc.description.abstract | Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman herba yang banyak digunakan sebagai bumbu dapur, jamu, minuman dan bahan kosmetik lainnya. Salah satu komponen jahe yang memiliki sifat khas yang mirip dengan aslinya yaitu oleoresin. Selain sebagai pemberi rasa pedas dan aroma, oleoresin berpotensi sebagai antioksidan dan sifat fungsional lainnya. Proses ekstraksi dapat berpengaruhterhadapkarakteristik ekstrak oleoresin yang dihasilkan. Ekstraksi menggunakan metode maserasi memerlukan waktu yang panjang untuk memperoleh ekstrak dengan rendemen dan aktivitas antioksidan yang tinggi. Suhu ekstraksi yang digunakan diharapkan mampu menghasilkan ekstrak dengan rendemen, total fenol dan aktivitas antioksidan dengan hasil yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan ekstraksi dengan suhu tinggi dan lama waktu maserasi 3 jam dalam memperoleh ekstrak oleoresin yang memiliki sifat berdasarkan parameter uji yang dilakukan.
Penelitian dilaksanakan dengan tahapan yang meliputi (1) Pembuatan jahe bubuk dan (2) Ekstraksi oleoresin. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah rendemen ekstrak oleoresin, kelarutan dalam alkohol 90%, kandungan fenolik, aktivitas antioksidan dan kadar etanol pada ekstrak oleoresin jahe.Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk diagram batang dan dianalisa secara deskriptif. Data yang dihasilkan dari analisa pengujian diolah dengan bantuan Microsoft Excel 2007.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa oleoresin jahe mampu menjadi salah satu sumber antioksidan alami,yang diekstrak pada jahe gajah suhu 60oC sebesar 81,7 persen dan pada jahe emprit 55oC sebesar 83,4 persen. Jahe emprit memiliki rendemen tertinggi pada suhu 55oC sebesar 8,41 persen, sedangkan pada jahe gajah pada suhu 60oC sebesar 4,81 persen. Salah satu mutu oleoresin jahe yang diuji dengan mengetahui kelarutan dalam alkohol 90% yaitu memiliki nilai yang paling tinggi pada jahe yang diekstraksi dengan suhu 55oC, jahe emprit sebesar 17 persen dan jahe gajah sebesar 16,8 persen. Kemudiankandungan fenolik tertinggi terdapat pada suhu 65oC dan 55oC pada jahe gajah, yaitu sebesar 234 mgGAE/g dan pada jahe emprit sebesar 388 mgGAE/g. Parameter uji yang terakhir yaitu sisa pelarut atau kadar etanol yang masih terkandung pada ekstrak oleoresin jahe gajah dan jahe emprit. Kadar pelarutpada jahe gajah memiliki nilai tertinggi pada suhu ruang (SR) dan suhu 60oC sebesar 1,91 persen dan pada jahe emprit pada suhu ruang (SR) sebesar 1,71 persen. | en_US |