Variasi Karakter Beberapa Genotipe Tebu Hasil Radiasi Sinar Gamma Cobalt-60 Setelah Genangan Dengan Tekniik Rapd (Random Amplified Polymorphic DNA)
Abstract
Tebu (Saccharum Officinarum) merupakan tanaman perkebunan yang berperan sebagai sumber utama produksi gula komersial. Saat ini kemampuan produksi gula nasional masih belum stabil, sehingga tidak dapat mencukupi permintaan konsumen. Salah satu penurunan produksi gula dipengaruhi oleh fluktuasi cuaca yang ekstrim. Ketersediaan air yang berlebihan mengakibatkan O2 di daerah perakaran tanah menjadi berkurang sehingga berpengaruh terhadap proses metabolisme. Hal ini menyebabkan rendemen tebu tidak maksimal, sehingga hasil produksi gula nasional turun.
Penggunaan tanaman tebu mutan hasil radiasi sinar gamma Cobalt-60 diharapkan dapat meningkatkan produksi tebu dengan kadar sukrosa tinggi yang ditanam pada lahan genangan. RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) merupakan salah satu teknik molekuler dengan penanda DNA yang melibatkan penggunaan teknik polimerase DNA (Polymerase Chain Reaction PCR) untuk mendeteksi perubahan konstitusi genetik akibat mutan pada DNA genom. Penelitian ini diharapkan mampu mengungkap perubahan yang terjadi akibat mutasi cobalt-60 pada fenotipnya yang mengarah terhadap ketahanan genangan dan perubahan konstitusi genetik akibat mutasi pada DNA genom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutan tebu memiliki karakter toleran genangan berdasarkan parameter tinggi tanaman, jumlah ruas, jumlah anakan dan munculnya jaringan aerenkim pada akar adventif. Perbedaan variasi fenotipe juga nampak pada ukuran luas daun dan diameter batang tanaman tebu, tanaman mutan memiliki ukuran lebih kecil dibanding tanaman wild type. Variasi DNA genom tebu yang dimutasi memiliki perbedaan dengan DNA genom tebu wild type berdasarkan analisis PCR-RAPD yang menghasilkan rata-rata pita polimorfik sebesar 57,86 % dengan nilai koefisien kemiripan berkisar 0,681-1,000 Filogenetik yang terbentuk berdasarkan kemiripan genetik dikelompokkan menjadi 2 klaster dan 2 grub.