dc.description.abstract | Salah satu tujuan pembelajaran IPS adalah untuk menjadikan siswa mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial. Untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS di atas,
maka guru perlu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
menanggapi masalah-masalah sosial yang terjadi di daerahnya.
Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan, guru masih kurang
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari
persentase kemampuan berpikir secara klasikal yang dilihat dari data nilai ujian
tengah semester (UTS) di SDN Mangliwetan 1 masih rendah yaitu sebesar 61,31%.
Selain itu berdasarkan hasil observasi terlihat proses pembelajaran guru kurang
inovatif, karena guru terbiasa menggunakan metode ceramah dan pemberian tugas di
buku LKS untuk mengevaluasi siswanya. Sehingga pembelajaran hanya berlangsung
satu arah. Sedangkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap siswa
diperoleh hasil bahwa rata-rata kemampuan berpikir kritis siswa mencapai 35,26%
dengan kategori tidak kritis. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru dan siswa,
diperoleh informasi bahwa guru menganggap IPS merupakan mata pelajaran yang
sulit untuk diajarkan dan bersifat hafalan. Sedangkan hasil wawancara kepada siswa,
diperoleh informasi bahwa sebagian besar anak kelas IV SDN Mangliwetan 1 tidak
menyukai pelajaran IPS, karena dirasa sulit dan membosankan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimanakah peningkatan
kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV dalam penerapan metode problem solving
viii
dengan media video dalam pembelajaran IPS pokok bahasan masalah-masalah sosial
di SDN Mangliwetan 1 Bondowoso tahun pelajaran 2012/2013?.
Tujuan penelitian ini adalah: “Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IV melalui metode problem solving dengan media video dalam
pembelajaran IPS pokok bahasan masalah-masalah sosial di SDN Mangliwetan 1
Bondowoso tahun pelajaran 2012/2013”.
Penelitian ini dilakukan di SDN Mangliwetan 1 Tapen Bondowoso, Subjek
penelitian yaitu kelas IV tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 26 orang yang
terdiri atas siswa laki-laki sebanyak 10 orang dan siswa perempuan sebanyak 16
orang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Metode pengumpulan data
dalam penelitian ini meliputi: observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.
Berdasarkan hasil analisis dari persentase kemampuan berpikir kritis siswa
secara klasikal diperoleh hasil bahwa pada siklus I diketahui persentase kemampuan
berpikir kritis siswa secara klasikal mencapai 69, 31%. Sedangkan pada siklus II
mencapai 75,27%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kritis siswa kelas IV SDN Mangliwetan 1 mengalami peningkatan dari tahap
prasiklus ke siklus I sebesar 8,00% dan siklus I ke siklus II sebesar 5,96%.
Saran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini, yaitu bagi siswa, ilmu
yang diterima hendaknya dijadikan pengalaman belajar yang dapat meningkatkan
rasa peduli terhadap lingkungan sosial; bagi guru Sekolah Dasar khususnya yang
memiliki permasalahan sama mengenai rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa,
penerapan metode problem solving dengan media video hendaknya dapat dijadikan
sebagai bahan alternatif dalam pembelajaran IPS; dan bagi peneliti lain, penelitian ini
hendaknya dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengadakan penelitian yang sejenis. | en_US |