dc.description.abstract | Pasca panen merupakan kegiatan penanganan yang sangat penting untuk mempertahankan kualitas buah. Waktu penanganan pasca panen memerlukan evaluasi pada mutu fisik buah, seperti berat, kekerasan dan total padatan terlarut. Pada umumnya masyarakat masih menggunakan cara manual dalam menentukan sifat fisik yaitu dengan metode pengukuran destruktif. Metode ini memiliki kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang lama, ketelitian atau tingkat keakuratan rendah. Melalui digital image processing atau citra digital digunakan untuk mengidentifikasi variabel citra yang memiliki hubungan dengan berat, tingkat kekerasan dan total padatan terlarut buah jambu biji. Bahan yang digunakan adalah buah jambu biji merah dengan klasifikasi hijau besar (HB), hijau kecil (HK), kuning besar (KB), dan kuning kecil (KK). Masing-masing berjumlah 25 buah dengan total 100 buah jambu biji. Sampel buah jambu biji diambil citranya menggunakan kamera CCD dan menggunakan program Sharp Develop. Setelah itu, citra buah jambu biji diolah untuk mendapatkan variabel mutu citra yaitu area, perimeter/diameter, tinggi, indeks r dan indeks g. Sampel diukur menggunakan timbangan digital, penetrometer dan refraktometer untuk mendapatkan data mengenai berat, tingkat kekerasan dan total padatan terlarutnya (TPT). Hasil dari keduanya dianalisis menggunakan korelasi momen pearson dan koefisien determinasi untuk mencari keeratan hubungan. Analisis statistik juga digunakan dan digambarkan dalam diagram boxplot. Hubungan variabel mutu citra dengan sifat fisik buah jambu biji diantaranya berat dengan area memiliki keeratan hubungan sangat kuat dengan koefisien determinasi (R²) berturut-turut 0,939 untuk jambu biji hijau kecil (HK), 0,927 hijau besar (HB), 0,832 kuning kecil (KK), dan 0,677 kuning besar (KB). Sedangkan indeks red, green dan blue memiliki hubungan yang sangat kurang sehingga tidak dapat menduga berat buah jambu biji merah. Hubungan kekerasan buah jambu biji dengan variabel mutu citra yang memiliki hubungan lebih tinggi yaitu perimeter dengan nilai koefisien determinasi 0,324 untuk jambu biji KB, sedangkan klasifikasi yang lain sangat kecil. Selain itu, indeks blue juga memiliki nilai 0,323 pada jambu biji HB. Ini menunjukkan bahwa jambu biji yang berwarna hijau dan kuning memiliki tingkat perbedaan kekerasan. Sifat fisik total padatan terlarut dengan variabel mutu citra yang memiliki hubungan lebih tinggi yaitu area dengan nilai 0,255 pada jambu biji KB. Selain itu, KB memiliki nilai indeks green lebih tinggi. Ini menunjukkan bahwa jambu biji yang berwarna kuning dan ukurannya besar memiliki nilai total padatan terlarut lebih tinggi dibanding dengan jambu biji warna hijau. Selain itu variabel mutu citra tinggi, perimeter, indeks red, green, dan blue disemua klasifikasi buah masih sangat kecil sehingga tidak dapat menduga sifat fisik buah jambu biji. | en_US |