dc.description.abstract | Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia menunjukkan bahwa pada tahun
2014, Indonesia mengkonsumsi beras ketan rata-rata per kapita dalam seminggu
sebanyak 1,626 kg (BPS,2016).Data tersebut menunjukan bahwa daya minat
masyarakat Indonesia dalam mengkonsumsi beras ketan cukup rendah, hal ini
dikarenakan proses pengolahan beras ketan masih menggunakan metode
tradisional dengan waktu penyajian yang cukup lama. Beras ketan dapat diolah
menggunakan konsep makanan instan dengan tujuan mempercepat proses
penyajian. Teknologi proses pada beras ketan instan dapat menggunakan metode
yang sama dengan pembuatan nasi dan jagung instan, namun prosesnya perlu
dimodifikasi agar sesuai dengan karakteristik beras ketan, yaitu menggunakan
bahan tambahan natrium sitrat. Bahan tersebut memberikan efek porous, sehingga
dapat meningkatkan rasio rehidrasi.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu
konsentrasi natrium sitrat dan lama perendaman.Kombinasi perlakuan yaitu A1B1
(1% natrium sitratdan 4 jam perendaman), A1B2 (1% natrium sitrat dan 8 jam
perendaman), A1B3 (1% natrium sitrat dan 12 jam perendaman),A2B1 (3%
natrium sitrat dan 4 jam perendaman), A2B2 (3% natrium sitrat dan 8 jam
perendaman), A2B3 (3% natrium sitrat dan 12 jam perendaman),A3B1 (5%
natrium sitrat dan 4 jam perendaman), A3B2 (5% natrium sitrat dan 8 jam
perendaman), A3B3 (5% natrium sitrat dan 12 jam perendaman), parameter yang
diamati adalah tingkat kecerahan, daya kembang, densitas kamba, rasio rehidrasi,
cooking loss, kadar air, kadar abu, uji efektifitas serta uji organoleptik. Data
diolah secara statistik menggunakanAnalysis of Variance Test (ANOVA) dan
apabila ada perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji beda Duncan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05), sedangkan uji organoleptik diolah
menggunakananalisischi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi natrium sitrat dan
lama perendaman berpengaruh nyata terhadap semua parameter pengujian beras
ketan instan, yang meliputi kecerahan warna, daya kembang, densitas kamba,
rasio rehidrasi,cooking loss,kadar abu, dan kadar air. Interaksi kedua faktor
tersebut hanya menujukan hasil berpengaruh nyata terhadap cooking loss.Semakin
tinggi konsentrasi natrium sitrat dan lama perendaman daya rehidrasi beras ketan
instan semakin tinggi.
Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa variasi konsentrasi natrium sitrat
dan lama perendaman berpengaruh signifikan terhadap warna beras ketan instan,
sedangkan parameter aroma, rasa, dan kepulenan tidak terpengaruh
signifikan.Nilai uji efektifitastertinggi(0,85) teramati pada perlakuan natrium
sitrat 5% dan perendaman selama 12 jam. | en_US |