dc.description.abstract | Gunung Sadeng berada pada posisi 08020’9.02” – 08021’34.01 Lintang
Selatan (LS) serta 113028’12.67” – 113029’18.28 Bujur Timur (BT) dan terletak
di wilayah Kecamatan puger dan terbagi menjadi tiga bagian yang meliputi Desa
Puger Wetan, Desa Puger Kulon dan Desa Grenden. Gunung Sadeng itu sendiri
memiliki ketinggian 150 m dpl. Gunung Sadeng merupakan satu-satunya gunung
kapur yang berada di wilayah Kabupaten Jember. Di gunung Sadeng itu sendiri
telah dilakukan penambangan kapur sejak tahun 1920 hingga saat ini,baik
penambangan secara konvensional peroangan maupun menggunakan alat berat
oleh perusahaan asing dan dalam negeri sendiri. Pada gunung Sadeng terdapat
beberapa macam penggunaan lahan diantaranya yakni zona aktif tambang, zona
pasca tambang, zona rehabilitasi dan zona natural.
Minimnya vegetasi merupakan salah satu ciri dari areal perambangan
maupun bekas pertambangan dimana hal tersebut akan berpengaruh pada
pengikisan lapisan tanah, kadar bahan organik yang rendah dan kahat akan unsur
N,P dan K. Jumlah dan jenis vegetasi akan berpengaruh pada sifat fisik dan
biologi tanah yang ada. Tujuan dari penelitian ini yakni 1) Mengetahui keragaman
mikroorganisme pada daerah perakaran tanaman dominan di empat zona gunung
Sadeng. 2) Mengetahui Indeks keanekaragaman dan kemerataan makrofauna di
empat zona gunung Sadeng serta perananya. 3) Mengetahui korelasi antara tekstur
dan kadar air dengan mikroorganisme di empat zona gunung Sadeng.4)
Mengetahui jenis tanaman yang mendominasi di tiap-tiap zona pada gunung
Sadeng. Penelitian ini dilakukan di Gunung Sadeng Kecamatan Puger, pada bulan
Oktober 2016 sampai Mei 2017. Penelitian dimulai dari penentuan titik sampel di
lahan, penghitungan vegetasi dominan, penentuan makrofauna, kemudian analisa
sampel di Laboatorium biologi dan fisika tanah jurusan ilmu tanah, Fakultas
Pertanian.
Hasil dari korelasi linier menunjukkan bahwa total populasi bakteri,
azotobacter dan BPF mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kadar air,
sedangkan fungi memiliki korelasi linier dengan kadar air akan tetapi sangat
lemah. Total populasi BPF berkorelasi sangat kuat dengan clay, azotobacter dan
bakteri berkorelasi kuat dengan clay dan fungi memiliki korelasi sangat lemah
dengan clay. Setiap zona memiliki jumlah populasi makrofauna yang berfariasi.
Secara keseluruhan jumlah makrofauna yang paling banyak yaitu populasi dari
semut hitam. Semut hitam umumnya mudah diketahui pada zona Natural karena
pada zona ini memiliki banyak vegetasi tanaman sehingga sumber makanan juga
banyak ditemui. Sedangkan populasi makrofauna paling sedikit terdapat pada
zona Aktif tambang. Pada zona Aktif tambang vegetasi tanaman sangat minim
atau sedikit sehingga sumber makanan untuk makrofauna sangat terbatas. Dari
empat zona yakni zona Natural, zona ehabilitasi, zona Pasca tambang dan zona
Aktif tambang memiliki indeks keanekaragaman makrofauna yang rendah yakni
dibawah 0,6 akan tetapi memiliki nilai indeks kemerataan yang tinggi yakni diatas
0,9 dan dimana nilai tersebut sudah merupakan nilai tetapan dari Shannon-
Wiener. | en_US |