dc.description.abstract | Cookies merupakan jenis makanan ringan berbahan dasar terigu, gula dan
telur yang memiliki rasa manis dan tekstur renyah. Cookies termasuk dalam jenis
pangan yang dapat dikonsumsi segala usia dan banyak disukai konsumen. Selama
ini cookies yang beredar di pasaran kurang memiliki nilai tambah dari segi
kandungan gizinya. Salah satu kandungan gizinya yang rendah adalah
betakaroten.
Labu kuning memiliki kandungan betakaroten yang cukup tinggi yang
bermanfaat sebagai antioksidan. Labu kuning adalah salah satu pangan lokal yang
ketersediaanya cukup melimpah di berbagai daerah. Kelor (Moringa oleifera)
merupakan jenis tanaman yang kaya akan antioksidan seperti quercetin yang
mempunyai efek antioksidan dapat mencegah peningkatan radikal. Labu kuning
dan tepung daun kelor mengandung nutrisi cukup tingi seperti betakaroten yang
berpotensi dijadikan sebagai bahan pensubtitusi terigu dalam pembuatan cookies.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh labu kuning dan
tepung daun kelor terhadap karakteristik fisik, kimia dan organoleptik cookies dan
untuk mengetahui formulasi penambahan labu kuning dan tepung daun kelor yang
terbaik sehingga dihasilkan cookies dengan sifat yang baik dan disukai.
Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari satu faktor, yaitu perbandingan bahan
pensubtitusi. Perlakuan diulang sebanyak 3 kali ulangan. Faktor rasio labu kuning
dengan tepung daun kelor terdiri dari 4 level yaitu 27,5 : 2,5 (F1), 25 : 5 (F2), 22,5
: 7,5 (F3), 20 : 10 (F4). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis
keragaman (ANOVA), apabila diperoleh hasil yang beda nyata pada data
dilakukan uji lanjut menggunakan duncan’s multiple range test (DNMRT) skala
5%. Parameter yang diamati meliputi warna (kecerahan), tekstur, daya kembang,
kadar air, kadar abu, kadar betakaroten, dan uji organoleptik
Hasil penelitian menunjukkan dengan semakin tingginya penambahan
tepung daun kelor dan semakin rendah penambahan labu kuning pada cookies
cenderung meningkatkan nilai tekstur, daya kembang, dan kadar abu, namun
untuk tingkat kecerahan, kadar air, dan kadar betakaroten cenderung lebih
rendah. Perlakuan terbaik pada penelitian ini terdapat pada perlakuan F2 dengan
perbandingan labu kuning dan tepung daun kelor sebesar 25 : 5. Cookies F2
memiliki karakteristik fisik dan kimia warna (kecerahan), tekstur, daya kembang,
kadar air, kadar abu, kadar betakaroten berturut-turut yaitu 57,63; 400,97
gram/1mm; 30,15%; 7,69%; 0,0193%; 0,397 mg, sedangkan uji organoleptik
kesukaan warna, rasa, aroma, tekstur dan secara keseluruhan berturut-turut yaitu,
27% (suka); 19% (suka); 31% (suka); 31% (agak suka); dan 46% (suka). | en_US |