dc.description.abstract | Selulosa merupakan sumber karbon bagi sebagaian mikroba saprofit, seperti Aspergillus fumigatus, yang akan dikoversi menghasilkan molekul glukosa. dan melekul glukosa tersebut oleh khamir Saccharomyces cerevisien dapat didegradasi menjadi alkohol dan CO2. Penguraian limbah organik umumnya dilakukan secara sinergisme oleh beberapa mikroba saprofit. dedak gandum yang berupa wheat bran dan wheat pollard mengandng cukup banyak selulosa (serat), sehingga berpotensimenjadi bahanbaku pada pembuatan alkohol dengan bantuan aktivitas mikroba.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan perbandingan antara wheat bran dan wheat pollard dan lama fermentasi terhadap kadar alkohol yang tepat dalam pembuatan alkohol sehingga dihasilkan alkohol dengan jumlah yang tinggi.
Penelitian ini dikerjakan menggunakan Rancanagan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri 2 faktor. faktor pertama adalah perbandingan wheat brand dan wheat pollard yang terdiri dari 5 level (0% wheat brand : 100% wheat pollard; 25% wheat brand : 75% wheat pollard; 50% wheat brand : 50% wheat pollard ; 75% wheat bran : 25% wheat pollard dan 100% wheat bran : 0% wheat pollard) dan faktor kedua adalah lama fermentasi yang terdiri 5 level (fermentasi 0, 24, 48, 72, dan 96 jam) serta 3 kali ulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan wheat bran dan wheat pollard tidak berpengaruh terhadap kaadar alkohol yang dihasilkan karena komposisi kimia wheat bran dan wheat pollard hampir sama, sedangkan lama fermentasi sangat berpengaruh terhadap kadar alkohol yang dihasilkan karena samakin lama proses semakin sempurna proses hidrolisis selulosa menjadi glukosa yang dapat konversi menjadi alkohol semakin besar. kadar alkohol tertinggi dihasilkan dari perlakuan A1B5 yaitu untuk perbandingan 0% wheat bran dan 100% wheat pollard dan lama fermentasi 96 jam yaitu sebesar 0,68%. | en_US |