dc.description.abstract | Hasil penelitian diperoleh delapan jenis isolat kapang dari 10 sampel biji kopi yang ditumbuhkan pada media isolasi DG18 selama 7 hari pada suhu 30oC. Delapan isolat kapang ditumbuhkan pada tiga media identifikasi (CYA, G25N,
MEA) selama 7 hari kemudian diamati secara makroskopis dan mikroskopis. Data yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan beberapa literatur tentang identifikasi kapang. Delapan isolat tersebut teridentifikasi menjadi 2 isolat Aspergillus niger, 3 isolat Aspergillus flavus, dan 3 isolat termasuk spesies Penicillium sp. Isolat kapang yang diduga termasuk dalam kapang Aspergillus niger adalah kode HBK dan HBP, isolat kapang yang diduga termasuk dalam kapang Aspergillus flavus adalah kode C, JB dan K, sedangkan yang tergolong kapang Penicillium sp. adalah kode PP, JK, dan JP. Perhitungan total bakteri dilakukan untuk mengetahui pengaruh mikroorganisme lain pada pertumbuhan kapang. Biji kopi yang berasal dari Panti diketahui memiliki total bakteri yang paling banyak sehingga pertumbuhan kapang pada media juga lebih terhambat, selain itu ada beberapa jenis bakteri yang apabila tumbuh pada suatu media yang sama dengan kapang akan menjadi penghambat karena menghasilkan komponen tertentu yang bersifat antikapang. Kadar air terendah adalah pada biji kopi Sulawesi 10,54% dan tertinggi pada Bali 13, 58% sedangkan nilai higroskopisitas tertinggi pada Panti 4,13% dan terendah pada Blue Java 3,22%, dari data hasil perhitungan kadar air dan higroskopisitas biji kopi, dapat diamati bahwa tidak semua jenis kapang dapat dicegah pertumbuhannya walaupun memiliki kadar air dan higroskopisitas yang rendah seperti yang terjadi pada sampel Aceh dan Andungsari. Pertumbuhan kapang dapat disebabkan karena pada sampel Aceh dan Andungsari terkontaminasi oleh kapang spesies Aspergillus flavus yang memproduksi sklerotium. | en_US |