Show simple item record

dc.contributor.advisorTAUFIQ, Akhmad
dc.contributor.advisorSISWANTO
dc.contributor.authorDAHLAN, Ach. Zaini
dc.date.accessioned2019-11-19T02:37:06Z
dc.date.available2019-11-19T02:37:06Z
dc.date.issued2018-07
dc.identifier.nimNIM140210402069
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id//handle/123456789/94445
dc.description.abstractPemahaman tentang counter hegemoni memberikan gambaran suatu konsep perlawanan terhadap sebuah konsep hegemoni yang sedang berkuasa. Peneliti tertarik meneliti tentang konsepsi perlawanan terhadap hegemoni yang membuka ruang pemikiran untuk memperbaiki sistem dan tatanan hukum yang ada di Indonesia. Ide konsepsi perlawanan tersebut, dituangkan oleh Agus Noor ke dalam sebuah naskah drama komedi satir yang berjudul Sidang Susila. Pengarang, menceritakan kekonyolan para penegak hukum dalam menjalankan Undang-undang Susila yang sedang dibicarakan oleh masyarakat. Counter hegemoni yang mengambarkan hukum sebagai kekuatan hegemoni, dilawan menggunakan ideologi dan wacana perlawanan. Berdasarkan pemaparan tersebut, rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1) bagaimanakah bentuk ideologi tandingan dalam naskah drama Sidang Susila karya Agus Noor?, 2) bagaimanakah bentuk wacana perlawanan dalam naskah Drama Sidang Susila karya Agus Noor?. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian kualitatif. Sumber Data dalam penelitian ini adalah naskah drama Sidang Susila. Data dalam penelitian ini adalah kata, kalimat, frasa maupun paragraf yang mengandung maksud Counter hegemoni. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dengan cara membaca data, reduksi data lalu penyajian data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sebagai instrumen utama, tabel pengumpul data dan tabel analisis data. Prosedur penelitian pada penelitian ini terdiri atas tiga tahap yakni, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Hasil dan pembahasan penelitian ini, Pertama, ideologi-ideologi Otoritarianisme, Feodalisme, Sosialisme, Legalisme, Humanisme Universal dan Liberalisme. Ideologiideologi tersebut, berelasi satu sama lain membentuk sebuah Formasi. Sebagai ideologi dominan, Otoritarianisme berelasi dengan ideologi Sosialisme dan Legalisme, menciptakan formasi dasar hegemoni yang kuat karena ketiga ideologi tersebut merupakan pondasi ideologi politik yang ada di masyarakat yang dapat digunakan sebagai dasar hegemoni suatu kelas atau kelompok masyarakat. Ideologi-idelogi tersebut diwakili oleh tokoh Hakim, Jaksa, dan Petugas Kepala yang memiliki fungsionaris tertinggi dalam masyarakat hukum. Kedua, ideologi tandingan dalam naskah drama Sidang Susila, diserukan oleh pemilik paham Humanisme yang diwakili oleh tokoh Pembela dan Susila Parna. Ideologi Humanisme berelasi dengan ideologi Liberalisme yang diwakili oleh tokoh Mira, dan Legalisme yang dianut oleh Pembela. Ketiga ideologi tersebut membentuk sebuah basis perlawanan guna menandingi ideologi dominan yang sedang berkuasa, yakni basis ideologi Otoritarianisme. Basis kekuatan tandingan ketiga ideologi tersebut memberikan perlawanan terhadap ideologi dominan yang sedang berkuasa. Ketiga, wacana perlawanan, yang meliputi pers sebagai medium perlawanan, organisasi massa sebagai wadah pergerakan massa dalam menentang dan melawan terhadap lahirnya RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, pers menjadi alat untuk melawan kekuasaan dengan pemberitaan dan penyebaran poster-poster kepahlawanan guna mengerahkan massa, di sisi lain, organisasi massa sebagai wadah pergerakan memberikan sumbangsih dalam hal menggalang pergerakan massa guna memberikan perlawanan baik secara diam-diam (geriliyawan) dan terang-terangan (demontrasi dan pembentukan organisasi massa) yang didukung oleh GAM dan OPM sebagai organisasi massa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang menyampaikan makna dan maksud perlawanan secara halus melalui wacana perlawanan dan teknik sugestinya, yang dilakukan oleh tokoh Susila Parna, Petugas 1 dan Mira.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries140210402069;
dc.subjectCounter Hegemonien_US
dc.subjectDrama Sidang Susilaen_US
dc.titleCounter Hegemoni Dalam Naskah Drama Sidang Susila Karya Agus Nooren_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record