dc.description.abstract | Tanaman jati merupakan tanaman yang memiliki kanopi dan terbentuk
dari dedaunan serta cabang pohon, kanopi tersebut dapat digunakan untuk
mengetahui estimasi perubahan musim, dari musim hujan ke musim kemarau.
Estimasi tersebut diketahui dengan cara menghitung nilai gap fraction tanaman
jati melalui teknik fotografi. Teknik fotografi yang sudah pernah dilakukan oleh
penelitian sebelumnya yaitu teknik Digital Hemispherical Photography (DHP),
namun teknik tersebut masih memiliki banyak kekurangan seperti proses
pengolahan foto yang lama, oleh karena itu digunakan teknik fotografi yang lebih
praktis yaitu DigitalCover Photography.
DCP merupakan merupakan metode fotografi yang mengukur gap fraction
pada satu sudut zenith 90. Tujuan penelitian ini untuk: (1) mendapatkan nilai gap
fraction tanaman jati menggunakan metode digital cover photography, (2)
mengetahui perubahan cuaca yang terjadi dari perhitungan gap fraction yang
dilakukan, (3) mengetahui perbedaan nilai indeks vegetasi yang diperoleh dari
data kamera RGB, Infrared, spektrometer dan data satelit.
Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas
Jember. Metode pengambilan data foto menggunakan teknik DCP, serta dilakukan
pengambilan data pendukung yang meliputi data spektrometer, data citra satelit
dan data cuaca harian meliputi data suhu, curah hujan, kelembaban dan intensitas
cahaya. Analisis data meliputi segmentasi data citra, perhitungan gap fraction,
perhitungan nilai indeks vegetasi, perhitungan nilai evaporasi dan
eveapotranspirasi. Pemodelan yang digunakan setelah dilakukan analisis data
yaitu pemodelan regresi dan korelasi. Nilai gap fraction yang dihasilkan selanjutnya dilakukan perbandingan dengan data cuaca harian yang meliputi nilai
evaporasi dan evapotranspirasi.
Perbandingan dilakukan untuk mengestimasi perubahan musim yang
terjadi dan melihat ada dan tidaknya hubungan antara nilai gap fraction dengan
data cuaca harian. Hasil dari perbandingan nilai gap fraction dengan data
evapotranspirasi berbanding terbalik ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi
dari kamera NIR dan RGB berturut – turut 0,693 dan 0,375. Berdasarkan
perbandingan tersebut dapat dilakukan estimasi perubahan musim yaitu semakin
tinggi nilai gap fraction maka nilai evapotranspirasi kecil karena sedikit air yang
menguap yang berarti pada saat itu menandakan musim kemarau, Hal ini
disebabkan karena luasnya permukaan daun dan jumlah daun, makin sempit
daerah permukaan daun, makin rendah evapotranspirasi. Pada penelitian ini nilai
evapotranspirasi tertinggi terjadi pada tanggal 4 Juni 2018. Sedangkan
perbandingan curah hujan dan nilai gap fraction berbanding terbalik. Nilai indeks
vegetasi pada kamera, spektrometer dan data satelit dilakukan perbandingan
dengan gap fraction yang menjadi variabel y. Koefisien korelasi tertinggi
dihasilkan pada indeks NDVI sebesar 0,786 pada alat spektrometer dan SAVI
sebesar 0,734 pada kamera RGB. | en_US |