Analisis Antisipasi Dan Kepercayaan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berdasarkan Kemampuan Matematika
Abstract
Sikap merupakan suatu hal yang penting dalam pembelajaran matematika. Salah satu sikap yang penting adalah antisipasi dan kepercayaan. Antisipasi siswa dalam menyelesaikan soal matematika adalah kecenderungan perasaan yang dimiliki oleh siswa untuk mempertimbangkan sesuatu penyelesaian matematika yang belum benar-benar diselesaikan dan dipengaruhi oleh struktur kecerdasan masa lalu. Antisipasi ada dua macam, yaitu prediksi dan peramalan. Prediksi adalah perkiraan hasil penyelesaian soal matematika sebelum soal tersebut benarbenar diselesaikan. Peramalan adalah pandangan hasil penyelesaian dan perhitungan yang dipakai sebagai sarana untuk mencapai hasil penyelesaian. Antisipasi yang kaitannya dengan proses berpikir terdiri dari 5 macam yaitu impulsif, kaku, eksploratif, analitik, dan terinternalisasi. Kepercayaan dalam menyelesaikan soal matematika adalah kecenderungan perasaan yang bersifat positif atau negatif tentang keyakinan akan kemampuan matematikanya dalam menyelesaikan soal matematika. Kepercayaan memiliki tiga aspek penting dalam penelitian ini, yaitu tenang, mandiri dan yakin. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses antisipasi dan kepercayaan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan kemampuan matematika dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 10 Desain Pemodelan 3 (10 DP 3) SMKN 2 Jember yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini didahului dengan menyusun instrumen penelitian berupa soal matematika dan pedoman wawancara. Sebelum penelitian dilakukan, instrumen penelitian divalidasi terlebih dahulu. Setelah itu, siswa dikategorikan berdasarkan kemampuan matematikanya. Lalu siswa mengerjakan soal, diamati, dan diwawancarai. Siswa yang diwawancarai adalah siswa yang terpilih melalui metode snowball. Wawancara dalam penelitian ini berhenti sampai 7 subjek yaitu 2 siswa berkemampuan tinggi, 3 siswa berkemampuan sedang, dan 2 siswa berkemampuan rendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa antisipasi dan kepercayaan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berbeda-beda antar tingkat kemampuan matematikanya. Siswa berkemampuan tinggi dapat melakukan antisipasi walaupun kurang tepat. Mereka memiliki kepercayaan, tapi juga mengalami ketidakpercayaan pada bagian tertentu. Siswa berkemampuan sedang ada yang dapat melakukan antisipasi dan ada yang tidak dapat melakukan antisipasi. Mereka kurang percaya diri. Siswa berkemampuan rendah tidak dapat melakukan antisipasi sama sekali dan tidak memiliki kepercayaan. Setelah diwawancarai dan digali, siswa berkemampuan tinggi ternyata memiliki antisipasi eksploratif, analitik, dan kaku. Siswa berkemampuan sedang memiliki antisipasi impulsif, kaku, terinternalisasi, dan eksploratif. Siswa berkemampuan rendah memiliki antisipasi impulsif, terinternalisasi, dan eksploratif. Penyebab antisipasi dan kepercayaan adalah pemahaman terhadap soal dan konsep matematika yang dimiliki. Setiap siswa dengan berbagai tingkat kemampuan matematikanya, akan dapat melakukan antisipasi ketika mereka memahami soal dan konsep matematika. Selain itu, penyebabnya adalah pengaruh antar komponen. Antisipasi dipengaruhi oleh kepercayaan, begitu juga sebaliknya. Contohnya siswa yang melakukan antisipasi impulsif dan siswa berkemampuan tinggi yang lebih mempercayai gurunya. Antisipasi dipengaruhi oleh kemampuan matematika, begitu juga sebaliknya. Contohnya siswa berkemampuan rendah tidak dapat melakukan antisipasi dan mereka dapat menemukan jawaban ketika melakukan antisipasi eksploratif. Kepercayaan dapat dipengaruhi oleh kemampuan matematika, tapi tidak selalu. Contohnya siswa berkemampuan rendah yang menyontek. Kemampuan matematika dapat dipengaruhi oleh kepercayaan secara tidak langsung. Kepercayaan diri yang konsisten, kelak akan menimbulkan antisipasi yang baik, dan pada akhirnya meningkatkan kemampuan matematika.
Collections
Related items
Showing items related by title, author, creator and subject.
-
PENG EMBANGAN GA MATEMATIKA POKOK BAHASAN Diajukan guna sebagai Program Studi Pendidikan Matematika PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN i ME MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TELEPON GENGGAM (HP) PADA EMBANGAN GAME MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS TELEPON GENGGAM (HP) PADA GARIS DAN SUDUT SMP KELAS VII
FATQURHOHMAN (2014-01-27)ame merupakan suatu bentuk hiburan yang seringkali dijadikan sebagai penyegar pikiran jenuh yang disebabkan oleh aktifitas dan rutinitas sehari-hari. Pada pembelajaran matematika, game dapat dijadikan sebagai media ... -
Penerapan dua bahasa untuk membuat media pembelajaran matematika berbantuan komputer merupakan upaya pembaharuan dalam pengembangan media pembelajaran matematika untuk membantu proses pembelajaran. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah desain media pembelajaran matematika berbantuan komputer dengan Bilingual Based Instruction pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Tegak (Dimensi Tiga) SMP Kelas VIII Semester 2?. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan aplikasi media pembelajaran matematika berbantuan komputer dengan Bilingual Based Instruction yang dapat dimanfaatkan siswa untuk belajar secara mandiri pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Tegak (Dimensi Tiga).
Ikhsanul Halikin (2013-12-24)Graf merupakan salah satu cabang matematika yang penting dan banyak manfaatnya. Topologi sebuah jaringan merupakan salah satu dari sekian banyak contoh yang dapat dimodelkan dengan graf. Seiring dengan beragam permasalahan ... -
PENERAPAN METODE AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA METODE DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN LUAS SEGITIGA DAN JAJAR GENJANG SISWA KELAS IV SD NEGERI POKOK BAHASAN LUAS SEGITIGA DAN JAJAR GENJANG SISWA KELAS IV SD NEGERI POKOK BAHASAN LUAS SEGITIGA DAN JAJAR SABRANG 05 AMBULU TAHUN PELAJARAN 2011/2012
DIAN RATNANINGSIH (2013-12-11)Di SD Negeri Sabrang 05 Ambulu khususnya kelas IV, cara belajar siswa dalam memahami suatu konsep masih dilakukan dengan cara menghafalkan suatu rumus luas saja. Rendanya perolehan hasil belajar siswa, dan jumlah siswa ...