dc.description.abstract | Pemilihan kepala desa (Pilkades) tahun 2008 di Desa Tegalrejo sangat menarik untuk
dicermati. Nurul Wari yang merupakan pemenang dalam Pilkades 2008 hanya
tinggal 2 bulan saja di Desa Tegalrejo sebelum pelaksanaan Pilkades. Secara
logika, dalam waktu 2 bulan Nurul Wari tidak akan cukup menanam modal sosial
(sosial capital) untuk mendapat simpati dan dukungan dari masyarakat, apalagi
sampai untuk memenagkan Pilkades 2008 di Desa Tegalrejo. Akan tetapi, atas
bantuan dari Kyai Mahmud Nahrawi sebagai vite getter dalam pelaksanaan Pilkades
2008 di Desa Tegalrejo, Nurul Wari bisa terpilih menjadi Kepala Desa Tegalrejo
periode 2008-2014. Fokus penelitian ini ialah pada peran dan investasi politik kyai
sebagai vite getter dalam Pilkades 2008 di Desa Tegalrejo. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah peran politik kyai sebagai vote getter
dalam Pilkades tahun 2008 di Desa Tegalrejo? dan apa saja bentuk-bentuk investasi
politik kyai sebagai vote getter dalam Pilkades tahun 2008 di Desa Tegalrejo?
Penelitian ini dilakukan di Desa Tegalrejo Kecamatan Mayang Kabupaten Jember.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini metode kualitatif dengan
pendekatan deskriptif. Informan dipilih dengan memakai teknik purposive sampling.
Sumber data yang digunakan ialah data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara secara mendalam kepada para informan dan data
sekunder diperoleh dari kantor kepala desa yang berupa profil Desa Tegalrejo, arsip-
arsip Pilkades 2008 yang diperoleh dari ketua Panitia Pilkades 2008, serta foto-foto
pada waktu pelaksanaan Pilkades 2008 yang diperoleh dari Nurul Wari selaku Kepala
Desa Tegalrejo. Dari hasil penelitian di lapangan, peneliti menemukan data bentukbentuk
peran politik Kyai Mahmud Nahrawi sebagai vote getter dalam pelaksanaan
Pilkades 2008 di Desa Tegalrejo yaitu kampanye melalui perkumpulan pengajian,
rapat koordinasi dengan tim sukses melalui pengajian dan menjalin hubungan dengan
kyai langgar. Peran politik Kyai Mahmud Nahrawi tersebut, tentu saja tidak lepas dari
modal sosial yang telah ditanamnya di masyarakat Tegalrejo. Peran sosial Kyai
Mahmud Nahrawi di Desa Tegalrejo sangat signifikan dalam kehidupan masyarakat
Tegalrejo. Sehingga trust yang terjalin antara Kyai Mahmud Nahrawi dengan
masyarakat Tegalrejo sangat kuat sekali. Kuatnya trust yang terjalin antara Kyai
Mahmud Nahrawi dengan masyarakat Tegalrejo akan menimbulkan perilaku sosial
timbal-balik atau resiprokal diantara Kyai Mahmud Nahrawi dengan masyarakat
Tegalrejo. Disamping itu, Investasi ekonomi Kyai Mahmud Nahrawi pada saat
Pilkades 2008 dengan membagikan sedekah tahunan yang berupa beras 2 kg dan
uang Rp 20.000 kepada masyarakat Tegalrejo. Pada waktu pembagian sedekah
tahunan, Kyai Mahmud Nahrawi sambil mengatakan ‘saya titip Nurul Wari’ kepada
semua masyarakat yang memperoleh sedekah tersebut. Selain itu, pada waktu
pemberian upah yang lebih pada pengajian lansia. Biasanya upah pengajian lansia
setiap sepuluh hari dibayar Rp 100.000, pada saat pelaksanaan Pilkades, upah
pengajian jamaah lansia dinaikkan Rp 50.000 menjadi Rp 150.000. Kyai Mahmud
Nahrawi juga mengatakan kepada jamaah pengajian lansia supaya memilih Nurul
Wari dalam pelaksanaan Pilkades 2008. Hal itulah yang menyebabkan Nurul Wari
meskipun hanya 2 bulan sebelum Pilkades 2008 tinggal di Desa Tegalrejo, tapi bisa
memenangkan ajang Pilkades 2008 di Desa Tegalrejo. | en_US |