Show simple item record

dc.contributor.authorYULI TRI IKA LESTARI
dc.date.accessioned2013-09-05T02:57:08Z
dc.date.available2013-09-05T02:57:08Z
dc.date.issued2013-09-05
dc.identifier.nimNIM070210101089
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/909
dc.description.abstractPendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di jaman yang terus menerus berkembang. Selain itu pendidikan juga berperan dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) pada era globalisasi ini. Salah satu ilmu yang berperan penting dalam perkembangan IPTEK adalah matematika. Matematika adalah pelajaran yang tidak lepas dari soal-soal yang harus diselesaikan, dimana untuk menyelesaikannya dibutuhkan pemahaman konsep matematika, penyelesaian soal, dan pemecahan masalah-masalah matematika. Sehingga dalam menyampaikan materi, guru harus dapat memilih dengan benar model pembelajaran yang mana yang ia pilih agar siswa tertarik untuk belajar. Untuk meningkatkan dan mengembangkan proses belajar mengajar, terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan misalnya model Missouri Mathematics Project (MMP) (Oktavia, 2010:4). MMP adalah model pembelajaran yang memuat langkah-langkah: review, pengembangan, kerja kooperatif, seat work atau kerja mandiri, dan proyek. Oktavia (2010:4) juga mengungkapkan MMP merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dalam pembelajaran. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sumber belajar yang memungkinkan siswa dan guru melakukan kegiatan pembelajaran (Hobri, 2010: 31). Perangkat pembelajaran yang dimaksud dalam tulisan ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tes Hasil Belajar (THB). Perangkat pembelajaran tersebut dikembangkan sesuai dengan model Missouri Mathematicss Project (MMP). Model Missouri Mathematicss Project (MMP) adalah model pembelajaran yang terstruktur dengan baik. Langkah- langkah berurutan yang diterapkan dalam MMP adalah Review, Pengembangan, Kerja Kelompok, Kerja Mandiri, dan Proyek/PR. MMP memiliki banyak kelebihan, diantaranya akan lebih banyak materi yang dapat disampaikan kepada siswa, siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri melalui bimbingan guru dan siswa dapat terampil mengerjakan soal karena banyaknya latihan yang diberikan. Model pengembangan perangkat yang digunakan adalah model Plomp. Model Plomp memiliki lima fase pengembangan, yaitu (1) investigasi awal, (2) fase perancangan/desain, (3) fase realisasi/konstruksi, (4) fase tes, evaluasi, dan revisi, (5) fase implementasi. Hasil yang diperoleh dari pengembangan perangkat yang telah dilakukan meliputi: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa, Tes Hasil Belajar (THB). Perangkat yang telah dikembangkan selanjutnya divalidasi oleh para validator untuk mengetahui kevalidan perangkat tersebut. Apabila perangkat pembelajaran valid, maka siap digunakan untuk uji coba. Dari penilaian yang diberikan validator diperoleh nilai tingkat kevalidan RPP sebesar 0.91 yang berarti kriteria kevalidan sangat tinggi, nilai tingkat kevalidan Buku Siswa sebesar 0.90 yang berarti kriteria kevalidan sangat tinggi, nilai tingkat kevalidan LKS sebesar 0.925 yang berarti kriteria kevalidan sangat tinggi, dan nilai tingkat kevalidan Tes Hasil Belajar sebesar 0.851 yang berarti kriteria kevalidan sangat tinggi. Sehingga kevalidan perangkat yang dihasilkan adalah sangat tinggi. Untuk mengetahui kualitas kepraktisan dan kefektifan perangkat yang dikembangkan diukur dari aktivitas siswa dan guru serta respon positif siswa terhadap perangkat pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran rata-rata dari pelaksanaan RPP 1 hingga pelaksanaan RPP 5 berada pada kategori sangat tinggi dengan nilai keaktifan rata-rata 82.82% dengan angka korelasi 0,83. Dengan demikian aktivitas guru dapat dikatakan telah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran MMP. Aktivitas siswa dalam pembelajaran menunjukkan tingkat keaktifan siswa pada kategori sangat tinggi dengan nilai keaktifan sebesar 87.2% dengan angka korelasi 0,87, artinya sebagian besar siswa aktif mengikuti pembelajaran model MMP dan menunjukkan respon yang positif. Dengan nilai aktivitas siwa dan guru yang sangat tinggi, maka kualifikasi kepraktisan perangkat pembelajaran juga sangat tinggi. Jumlah siswa yang memberikan respon positif terhadap perangkat pembelajaran yang dikembangkan sebanyak 14 siswa dari 16 siswa, sehingga kualifikasi kefektifan perangkat pembelajaran sangat tinggi dengan nilai korelasi 0,875. Dapat disimpulkan bahwa apabila kevalidan, kepraktisan, dan kualifikasi perangkat pembelajaran sangat tinggi, maka perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dengan model MMP ini tidak perlu dilakukan revisi dan uji coba kembali. Perangkat pembelajaran ini telah siap dipublikasikan guna meningkatkan kualitas pendidikan siswa. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran dengan model MMP dapat membiasakan siswa belajar dengan disiplin dan sistematis (Sendy, 2011:62). Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan dengan baik oleh guru untuk menambah kedisiplinan dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meskipun dengan penilaian dari indikator yang berbeda.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries070210101089;
dc.subjectMODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP)en_US
dc.titlePENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VIIIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record