Show simple item record

dc.contributor.advisorNUFUS, Belgis Hayyinatun
dc.contributor.authorKARTIKASARI, Putri
dc.date.accessioned2018-11-21T07:06:18Z
dc.date.available2018-11-21T07:06:18Z
dc.date.issued2018-11-21
dc.identifier.nimNIM140910301005
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88304
dc.description.abstractLembaga Sosial dalam menangani permasalahan ABH di Kapubaten Jombang adalah lembaga Dinas Sosial dan LP2A, kedua lembaga tersebut melakukan Memorandum of Undestanding (MOU) untuk memecahkan permasalahan ABH. LP2A dalam menagani permasalahan ABH dibantu Sakti Peksos yang ditugaskan oleh Kemensos RI melalui pendampingan lembaga mitra, respon kasus, dan tugas umum LP2A. Dalam menangani permasalahan ABH, Sakti Peksos menggunakan tahap intervensi antara lain verifikasi dan identifikasi, assessment awal (outreach), assessment lanjutan, penanganan kasus, dan referal (layanan medis, advokasi hukum, layanan psikologis, layanan sosial, dan layanan pendidikan). Dari sekian tahap tersebut, tahap diatas yang paling mendasar adalah tahap assessment. Hal ini karena, ketika assessment dilakukan oleh Sakti Peksos tidak berhasil, maka akan memberikan dampak negatif baik kepada anak berhadapan dengan hukum maupun kualitas pelayanan secara keseluruhan (Husmiati, 2012). Sebaliknya ketika assessment dilakukan berhasil, maka Sakti Peksos dapat melanjutkan tahap intervensi selanjutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 72 kasus ABH yang telah didampingi oleh Sakti Peksos LP2A tidak lepas dari assessment. Hal ini, senada dengan Wibhawa (2010:148) assessment adalah proses kritis dalam pekerja sosial. Sering kali assessment dalam praktek pekerja sosial digambarkan sebagai jantung untuk penentuan tujuan dan intervensi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis penggunaan alat bantu dalam assessment terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) oleh Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) di Lembaga Pendampingan dan Perlindungan Anak (LP2A) Kabupaten Jombang. Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di LP2A Kabupaten Jombang. Penentuan penelitian ini menggunakan teknik purposive untuk informan pokok berjumlah 5 orang dan informan tambahan berjumlah 5 orang. Pengumpulan data mentah dilakukan melalui wawancara terstruktur, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul, maka data dianalisis secara deskriptif berdasarkan metode analisis menurut Irawan (2006:78) untuk mendapatkan kesimpulan. Pengujian data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan Alat Bantu dalam Assessment terhadap Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) Oleh Lembaga Pendampingan dan Perlindungan Anak (LP2A) Kabupaten Jombang adalah (1) penggunaan alat ecomap dilakukan oleh Sakti Peksos ketika outreach, home visit, dan Temu Pengautan Anak dan Keluarga (TEPAK). Penggunaan ecomap menghasilkan simbol yang mampu menjelaskan hubungan ABH dengan lingkungan sosialnya. Penggunaan ecomap tidak hanya berfokus terhadap penggalian informasi, tetapi melakukan pemahaman terhadap keberhasilan proses intervensi berupa rehabilitasi. (2) Penggunaan alat genogram meliputi home visit. Penggunaan genogram menghasilkan simbol yang mampu menjelaskan hubungan ABH dengan lingkungan sejarah keluarga ABH. Penggunaan genogram sangat berpengaruh terhadap proses intervensi berupa konseling orang tua dan BAH.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries140910301005;
dc.subjectABHen_US
dc.subjectINTERVENSI SAKTI PEKSOSen_US
dc.titlePenggunaan Alat Bantu Dalam Assessment Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukum (ABH) Oleh Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) (Studi Kasus Pada Dua Anak di Lembaga Pendampingan dan Perlindungan Anak Kabupaten Jombang)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record