dc.description.abstract | Fisika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit karena banyak
terdapat rumus-rumus dan konsepnya bersifat abstrak. Saat ini dalam proses
pembelajaran fisika, banyak guru yang masih menggunakan pembelajaran
konvensional. Hal tersebut dapat menyebabkan hasil belajar siswa kurang optimal.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menggunakan Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) disertai metode eksperimen yang merupakan salah satu model
pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa,
agar dapat membantu siswa dalam memahami konsep dan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan yaitu: 1) Adakah
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) disertai metode Eksperimen pada
pembelajaran fisika dengan pembelajaran konvensional?, 2) Bagaimana aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran fisika menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) disertai metode Eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa?.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah 1) Untuk mengkaji perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar fisika menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) disertai metode Eksperimen pada pembelajaran fisika dengan
pembelajaran konvensional, 2) Untuk mengkaji seberapa besar aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran fisika menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) disertai metode Eksperimen terhadap hasil belajar fisika siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-3 sebagai kelas eksperimen yang
menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) disertai metode
Eksperimen dan X-4 sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran
konvensional. Rancangan penelitian menggunakan metode control group pre-test
post-test design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
dokumentasi, dan tes. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui perbedaan
penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) disertai metode
Eksperimen dengan pembelajaran konvensional yaitu menggunakan uji t, tetapi
sebelumnya data diuji dengan uji normalitas. Sedangkan untuk mengetahui aktivitas
pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) disertai
metode Eksperimen adalah menggunakan rumus prosentase aktivitas pembelajaran.
Hasil analisis dengan uji t menunjukkan bahwa nilai t pada equal variance
assumed adalah 4.656 dengan probabilitas 0,00. Karena probabilitas 0,00<0,05, maka
Ho ditolak. Jadi, peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih besar
daripada kelas kontrol. Prosentase aktivitas pembelajaran menggunakan model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) disertai metode Eksperimen menunjukkan
nilai sebesar 77,47%. Berdasarkan kriteria aktivitas, hasil prosentase yang diperoleh
tergolong aktif.
Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) Ada perbedaan yang signifikan antara
hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah
disertai metode eksperimen dan model konvensional pada pembelajaran fisika kelas
X semester genap di SMA Negeri Plus Sukowono tahun ajaran 2009/2010; (2)
Pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah disertai metode
eksperimen pada pokok bahasan suhu dan kalor kelas X semester genap di SMA
Negeri Plus Sukowono tahun ajaran 2009/2010 mempunyai prosentase keaktivan
sebesar 77,47% yang tergolong kriteria aktif. | en_US |