dc.description.abstract | Keberhasilan suatu tujuan pendidikan sangat dipengaruhi oleh keberhasilan
kegiatan di sekolah. Proses belajar dan hasil belajar siswa bukan hanya ditentukan
oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulum saja tetapi juga ditentukan oleh
kompetensi guru yang mengajak dan membimbing siswa (Sujiani, 1998: 1). Untuk
mengatasi hal tersebut, maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang
melibatkan siswa agar berperan aktif dalam proses belajar mengajar sehingga dapat
menghasilkan mutu pendidikan yang baik.
Keberhasilan proses dan hasil pembelajaran di kelas dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain adalah guru dan siswa. Selain menguasai materi seorang guru juga
dituntut untuk menguasai strategi-strategi penyampaian materi tersebut, cara guru
menciptakan suasana kelas akan berpengaruh terhadap respon siswa dalam proses
pembelajaran (Yusuf, 2005: 8). Dalam penyampaian materi, guru dapat menggunakan
Starter Exsperiment Approach (SEA) sebagai salah satu pendekatan dalam
pembalajaran IPA sehingga diharapkan siswa dapat lebih memahami materi yang
diajarkan. SEA merupakan suatu pendekatan yang komprehensif untuk pengajaran
IPA (fisika, biologi dan kimia) yang biasanya mencakup berbagai metode
pembelajaran (Memes, dalam Irawati. 2003:8). SEA berorientasi pada proses
bagaimana siswa dalam pembelajaran membangun dan menemukan pengetahuannya
sendiri (Yasa dalam Irawati, 2003: 8). Selain pendekatan, guru dapat pula
memfasilitasi pemahaman siswa tersebut dengan menggunakan jenis-jenis media
pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan minat siswa dalam mengikuti
pelajaran di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan hasil
belajar siswa pada ranah kognitif menggunakan Starter Experiment Approach
berbantuan media audio visual dengan bantuan komputer dan pembelajaran
konvensional.
Analisis data dimulai dengan pengumpulan data melalui observasi,
dokumentasi, pengukuran keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dan
pengukuran hasil belajar siswa aspek kognitif melalui tes di akhir pembelajaran.
Nilai ulangan blok yang diporoleh dari metode dokumentasi dijadikan data untuk
dianalisis teknik anova untuk mengetahui tingkat homogenitas populasi yang diambil
guna penentuan responden. Kemudian didapatkan responden yaitu kelas. VIIIB
sebagai kelas eksperimen (kelas yang menggunakan Starter Experiment Approach
berbantuan media audio visual dengan bantuan komputer) dan kelas VIIID sebagai
kelas kontrol (kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional).
Keaktifan siswa diukur melalui analisis persentase keaktifan siswa yang
dilakukan dengan cara observasi yang kemudian dihitung dengan menggunakan
rumus persentase keaktifan yang kemudian dikonsultasikan dengan kriteria
keaktifan. Sedangkan nilai kognitif yang diukur melalui tes dijadikan data untuk
dianalisis menggunakan uji t untuk melihat perbedaan nilai kognitif antara kelas yang
menggunakan Starter Experiment Approach berbantuan media audio visual dengan
bantuan komputer dan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan prosentase keaktifan siswa secara
klasikal sebesar 77,51%(±0,91) yang masuk dalam kategori aktif untuk kelas
eksperimen yang menggunakan Starter Experiment Approach berbantuan media
audio visual dengan bantuan komputer dan 55,99%(±1,40) yang masuk dalam
kategori cukup aktif untuk kelas kontrol yang menggunakan pendekatan
konvensional. Sedangkan Berdasarkan hasil uji t
test
diketahui bahwa ada perbedaan
hasil belajar yang signifikan antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. | en_US |