dc.description.abstract | Model SEQIP merupakan model pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berorientasi pada kebutuhan dan kemampuan siswa dengan memberikan pengalaman
belajar yang berguna dan menyenangkan sehingga dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa. Hasil observasi siswa kelas V di SD Negeri Kranjingan 05 menunjukan
aktivitas dan hasil belajar yang rendah. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
(1) bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Kranjingan
05 Kabupaten Jember dalam pembelajaran IPA pokok bahasan Alat Peredaran Darah
Manusia dengan menggunakan model SEQIP?; (2) bagaimanakah peningkatan hasil
belajar belajar siswa kelas V SD Negeri Kranjingan 05 Kabupaten Jember dalam
pembelajaran IPA pokok bahasan Alat Peredaran Darah Manusia dengan
menggunakan model SEQIP?
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
tujuannya (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Kranjingan 05 Sumbersari Kabupaten Jember dengan menggunakan model SEQIP;
(2) untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kranjingan 05
Sumbersari Kabupaten Jember dengan menggunakan model SEQIP
Prosedur penelitian dilaksanakan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas
empat tahap, yaitu perencanaan,pelaksanaan tindakan, penamatan dan refleksi.
Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN Kranjingan 05 Kecamatan Sumbersari
Kabupaten Jember. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah lembar pengamatan guru dan siswa, pedoman wawancara, soal tes, RPP, dan
daftar nilai ulangan harian
Model SEQIP disertai metode Eksperimen akan memberikan pengalaman
menarik bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk belajar. Selain itu, juga dapat
meningkatkan pemahaman materi yang diajarkan karena siswa belajar dengan
berdasarkan pada permasalahan yang ada pada kehidupan sehari-hari.
Pada siklus I, kegiatan pembelajaran belum terlaksana dengan baik, guru tidak
membagi tugas kepada tiap siswa sehingga pada saat percobaan ada beberapa siswa
yang tidak serius melakukan percobaan sehingga suasana kelas agak gaduh. Siklus I
dilaksanakan dalam dua kali tatap muka selanjutnya dilakukan test. Pada siklus II
pelaksanaan menjadi lebih baik, guru telah membagi tugas pada tiap siswa dalam
kelompok sehingga meminimalkan kegaduhan dalam kelas. Siklus II dilaksanakan
dalam dua kali tatap muka selanjutnya dilakukan test.
Berdasrkan hasil evaluasi siklus I siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa
(62,5%) dengan persentase keaktifan siswa secara klasikal 67,24 %. Pada siklus II ,
hasil tes siswa mengalami peningkatan. Siswa tuntas sebanyak 23 siswa (71,87%)
dengan persentase keaktifan siswa secara klasikal 72,9 %.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar IPA
siswa meningkat dengan menggunakan model SEQIP disertai metode eksperimen.
Saran peneliti yaitu bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan
dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat digunakan sebagai variasi dalam
menyajikan materi, | en_US |