dc.description.abstract | Matematika merupakan kunci pokok dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Matematika sebagai salah satu bidang ilmu
pengetahuan yang lebih mementingkan pemahaman daripada hafalan. Maka dari
itu, untuk memahami pokok bahasan matematika siswa harus menguasai konsepkonsep
dasar pada matematika agar siswa dapat memahami dan menerapkannya.
Berfikir kreatif merupakan kemampuan yang harus dikembangkan oleh
setiap siswa melalui pembelajaran matematika. Dalam proses pembelajaran
matematika seseorang akan dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, logis, analisis dan
sistematis.
Setiap siswa memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda.
Mereka memiliki tingkah laku yang berbeda-beda dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Perbedaan gender juga berpengaruh pada berbedanya cara
memecahkan suatu permasalahan matematika.
Pada penelitian ini dilakukan dimaksudkan untuk mengetahui profil
berpikir kreatif siswa laki-laki dan perempuan dalam menyelesaikan soal cerita
pada jenjang SMP. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif didahului dengan pemeberian instrumen tes. Intrumen tes
yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes matematika dan pedoman
wawancara. Berdasarkan hasil analisis data intrumen didapatkan bahwa soal tes
dan pedoman wawancara valid. Intrumen yang sudah valid direvisi sesuai saran
validator. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah soal tes dan
wawancara. Data yang di analisis adalah data hasil tes dan data hasil wawancara
yang dijadikan perwakilan.
Selanjutnya soal tes diujikan pada kelas VIII C SMP Nuris Jember
kemudian dianalisis dan dipilih 6 siswa (3 laki-laki dan 3 perempuan untuk
diwawancara. Enam siswa tersebut dipilih berdasarkan hasil analisis pada soal tes
dan juga perbedaan jawaban dituliskan pada lembar jawaban siswa. Enam siswa
tersebut kemudian disimbolkan dengan SL1, SL2, SL3, SP1, SP2, dan SP3. Dari
hasil analisis soal tes dan wawancara diketahui bahwa siswa laki-laki cenderung
berpikir lebih sederhana daripada siswa perempuan, namun tidak terlalu bisa
mengungkapkan apa yang dipahami dan direncanakan melalui tulisan. Siswa lakilaki
lebih bisa menjelaskan secara lisan dengan lancar. Sedangkan siswa
perempuan dapat mengungkapkan apa yang dipahami dan direncanakan baik
secara lisan maupun tulisan. | en_US |