dc.description.abstract | Tunagrahita disebut juga intellectual disability atau retardasi mental, yang
dapat diartikan lemah mental, lemah otak, lemah pikiran, cacat mental atau
terbelakang mental. Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam memahami
sesuatu yang bersifat abstrak. Konsep bangun datar matematika merupakan materi
tentang geometri yang pembelajarannya bersifat abstrak. Salah satu bentuk bangun
datar matematika adalah segitiga. Anak tunagrahita ringan akan kesulitan dalam
membentuk konsep dari apa yang telah dilihatnya karena keterbatasan daya
intelektual yang dimiliki. Teori belajar yang berhubungan dengan geometri adalah
teori Van Hiele. Van Hiele menyatakan bahwa terdapat 5 tahap pemahaman geometri
yaitu tahap pengenalan (visualisasi), analisis, pengurutan (deduksi informal), deduksi,
dan akurasi.
Untuk memahami materi tentang geometri khususnya tentang konsep segitiga,
siswa akan mengalami tahapan proses berpikir. Jean Piaget menjelaskan bahwa
proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan. Tahap pertama, asimilasi yaitu
proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang
sebelumnya telah tertanam dalm pikiran. Kedua, akomodasi yaitu penyesuaian
struktur kognitif ke dalam situasi yang baru. Ketiga, ekuilibrasi (penyeimbangan)
yaitu penyesuaian berkesinambungan antara asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dan
akomodasi membawa anak ke tingkat yang lebih tinggi. Jika peralihan tahap
pemikiran mengalami kendala kognitif, maka disebut disequilibrium.
Penelitian ini mendeskripsikan proses berpikir siswa tunagrahita ringan dalam
memahami konsep segitiga berdasarkan teori Van Hiele. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang diawali dengan membuat instrumen tes
dan pedoman wawancara. | en_US |