HUBUNGAN TERAPI PROFILAKSIS KOTRIMOKSAZOL TERHADAP TINGKAT KEJADIAN TOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV POSITIF DI KLINIK VCT RSD dr. SOEBANDI JEMBER TAHUN 2015
Abstract
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan
tubuh manusia, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah
sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang
disebabkan infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh, maka seseorang
sangat mudah terkena penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat
fatal. Sejak ditemukan kasus AIDS pertama di Amerika Serikat pada tahun 1981
hingga saat ini, penyakit ini selalu menarik perhatian dunia kedokteran maupun
masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena penyakit ini menyebabkan angka
kematian yang tinggi dan jumlah penderita yang meningkat dalam waktu singkat.
Infeksi oportunistik merupakan infeksi mikroorganisme akibat adanya kesempatan
untuk timbul pada kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkan, salah satu
infeksi oportunistik yang dapat menyerang otak yaitu toksoplasmosis.
Toksoplasmosis merupakan penyebab paling sering dari kelainan sususan saraf
pada penderita HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan pengobatan terapi profilaksis kotrimoksazol terhadap tingkat kejadian
toksoplasmosis pada pasien HIV positif di klinik VCT RSD dr. Soebandi Jember tahun 2015.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember
pada bulan Mei-Juli 2016. Penelitian ini merupakan deskripsi retrospektif dengan
menggunakan data rekam medik tahun 2015. Sampel adalah pasien rawat jalan
dengan diagnosis HIV positif di RSD dr. Soebandi Jember tahun 2015 yang
memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total
sampling berjumlah 130 pasien. Data-data kualitatif yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian atau narasi, sedangkan data kuantitatif disajikan dalam
bentuk tabel atau grafik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: Pasien HIV positif
terbanyak adalah laki-laki dengan rentang usia 20-29 tahun dan berat badan 41-60
kg. Kebanyakan pasien memiliki kadar CD4 <350/mm
ix
3
dan kadar limfosit
<1200/mm
3
.
Dari 76 pasien yang menerima profilaksis kotrimoksazol 1 pasien
mengalami infeksi oportunistik toksoplasmosis, sedangkan dari 52 pasien yang
tidak menerima profilaksis kotrimoksazol sebanyak 7 pasien mengalami infeksi
oportunistik toksoplasmosis.
Terapi profilaksis kotrimoksazol berpengaruh pada tingkat kejadian infeksi
oportunistik toksoplasmosis pada pasien HIV positif (p-value 0,004).
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]