Show simple item record

dc.contributor.advisorAfifah Machlaurin
dc.contributor.advisorPrihwanto Budi S
dc.contributor.authorTaufany, Elly Febry
dc.date.accessioned2017-03-14T03:07:41Z
dc.date.available2017-03-14T03:07:41Z
dc.date.issued2017-03-14
dc.identifier.nim112210101071
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79662
dc.description.abstractHuman Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia, Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh, maka seseorang sangat mudah terkena penyakit infeksi (infeksi oportunistik) yang sering berakibat fatal. Sejak ditemukan kasus AIDS pertama di Amerika Serikat pada tahun 1981 hingga saat ini, penyakit ini selalu menarik perhatian dunia kedokteran maupun masyarakat luas. Hal ini disebabkan karena penyakit ini menyebabkan angka kematian yang tinggi dan jumlah penderita yang meningkat dalam waktu singkat. Infeksi oportunistik merupakan infeksi mikroorganisme akibat adanya kesempatan untuk timbul pada kondisi-kondisi tertentu yang memungkinkan, salah satu infeksi oportunistik yang dapat menyerang otak yaitu toksoplasmosis. Toksoplasmosis merupakan penyebab paling sering dari kelainan sususan saraf pada penderita HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengobatan terapi profilaksis kotrimoksazol terhadap tingkat kejadian toksoplasmosis pada pasien HIV positif di klinik VCT RSD dr. Soebandi Jember tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember pada bulan Mei-Juli 2016. Penelitian ini merupakan deskripsi retrospektif dengan menggunakan data rekam medik tahun 2015. Sampel adalah pasien rawat jalan dengan diagnosis HIV positif di RSD dr. Soebandi Jember tahun 2015 yang memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling berjumlah 130 pasien. Data-data kualitatif yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian atau narasi, sedangkan data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: Pasien HIV positif terbanyak adalah laki-laki dengan rentang usia 20-29 tahun dan berat badan 41-60 kg. Kebanyakan pasien memiliki kadar CD4 <350/mm ix 3 dan kadar limfosit <1200/mm 3 . Dari 76 pasien yang menerima profilaksis kotrimoksazol 1 pasien mengalami infeksi oportunistik toksoplasmosis, sedangkan dari 52 pasien yang tidak menerima profilaksis kotrimoksazol sebanyak 7 pasien mengalami infeksi oportunistik toksoplasmosis. Terapi profilaksis kotrimoksazol berpengaruh pada tingkat kejadian infeksi oportunistik toksoplasmosis pada pasien HIV positif (p-value 0,004).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectPROFILAKSIS KOTRIMOKSAZOLen_US
dc.subjectTOKSOPLASMOSISen_US
dc.titleHUBUNGAN TERAPI PROFILAKSIS KOTRIMOKSAZOL TERHADAP TINGKAT KEJADIAN TOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV POSITIF DI KLINIK VCT RSD dr. SOEBANDI JEMBER TAHUN 2015en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record