Show simple item record

dc.contributor.advisorElida Novita
dc.contributor.advisorSri Wahyuningsih
dc.contributor.authorSEPTIAN, Avif Firdausy
dc.date.accessioned2017-03-09T04:21:16Z
dc.date.available2017-03-09T04:21:16Z
dc.date.issued2017-03-09
dc.identifier.nim121710201066
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/79585
dc.description.abstractPengolahan kopi dengan metode basah akan menghasilkan limbah cair dan limbah padat kulit kopi. Jika dibuang ke lingkungan akan menyebabkan pencemaran lingkungan karena mengandung bahan organik tinggi. Proses fitoremidiasi menggunakan eceng gondok mampu menurunkan COD dan BOD sampai 97,50%. Tetapi proses tersebut tidak mampu mengolah limbah kulit kopi dan masih meninggalkan limbah eceng gondok. Pengolahan limbah secara anaerobik merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana perbedaan potensi produksi biogas dari variasi input reaktor anaerobik (kulit kopi dan eceng gondok) dan bagaimana pengaruh proses anaerobik pada penanganan limbah pengolahan kopi terhadap besarnya nilai efisiensi. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kualitas Air Teknik Pengendalian dan Konservasi Lingkungan Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember dan Laboratorium Teknologi Lingkungan dan Rekayasa Proses, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Agustus 2015 sampai dengan bulan April 2016. Tahap pertama pembuatan inokulum adalah pengenceran 1:1 (kotoran sapi:air) dan difermentasi selama 12 hari. Tahap kedua persiapan bahan kulit kopi dan eceng gondok. Kulit kopi dan eceng gondok dipotong ±1 cm. Komposisi bahan isian reaktor R1 kulit kopi, R2 adalah eceng gondok dan R3 campuran kulit kopi dan eceng gondok. Tahap ketiga penetralan pH limbah cair kopi pada masing – masing reaktor. Tahap keempat pengukuran parameter harian dan parameter awal-akhir. Pengukuran harian meliputi suhu dan tekanan biogas. Pengukuran parameter awak-ahir meliputi pH, COD, BOD, dan rasio C/N. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan rata – rata produksi biogas pada R1 (berisi kulit kopi), R2 (berisi eceng gondok), R3 (berisi campuran kulit kopi dan eceng gondok) berturut – turut adalah 1034,01 gr/cm viii 2 , 1034,34 gr/cm dan 1034, 92 gr/cm 2 . Hal ini menunjukkan variasi input ada penelitian ini tidak berbeda nyata dan memiliki potensi yang baik sebagai bahan baku biogas. Proses anaerobik pada R1 (berisi kulit kopi), R2 (berisi eceng gondok), R3 (berisi campuran kulit kopi dan eceng gondok mampu mampu menurunkan parameter beban pencemar diantaranya adalah pH, COD, BOD, C dan N ( rasio C/N). Nilai efisiensi pH berturut-turut adalah 5,80%, 4,96% dan 5,67%. Nilai efisiensi COD berturut-turut adalah 39,23%, 40,52% dan 41,34%. Nilai efisiensi BOD berturutturut adalah 16,95%, 13,80% dan 8,32%. Nilai efisiensi rasio C/N berturut-turut adalah 24,71%, 52,40% dan 13,63%.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKopien_US
dc.subjectREAKTOR ANAEROBIKen_US
dc.subjectLimbah cairen_US
dc.titleVariasi Input Bahan Organik Reaktor Anaerobik Pada Proses Penanganan Limbah Cair Pengolahan Kopien_US
dc.typeUndergraduate Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record