dc.description.abstract | Masalah gizi Kurang Energi Protein pada dasarnya terjadi karena
kekurangan energi dan protein disertai dengan asupan makanan yang tidak
seimbang. Umumnya penyakit ini diderita balita atau anak yang sedang dalam
masa pertumbuhan serta ibu hamil. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Jember, prevalensi KEP pada balita (BB/U<-2SD) di Kabupaten
Jember cukup tinggi. Pada tahun 2011 balita KEP mencapai 3,08%, dan menurun
pada tahun 2012 mencapai 2,39%, serta 2,38% pada tahun 2013. Sedangkan pada
tahun 2014, prevalensi KEP mencapai 2,40% dan menurun pada tahun 2015 yaitu
sebesar 2,21%. Salah satu langkah awal untuk penanggulangan KEP adalah
meningkatkan konsumsi pangan tinggi protein seperti udang dan kacang.
Produk pangan tinggi protein yang dapat digunakan untuk memenuhi gizi
pada balita KEP adalah udang rebon dan kacang kedelai. Penelitian ini
menggunakan bahan udang rebon karena pemanfaatan udang rebon masih kurang
dan harganya lebih murah dibandingkan makanan sumber protein lainnya yaitu
daging sapi atau ayam. Oleh karena itu udang rebon dapat dibuat produk olahan
nugget sebagai substitusi daging ayam atau daging sapi. Bahan pangan yang dapat
ditambahkan dalam nugget udang untuk menambah nilai gizi adalah tepung
kacang kedelai.
Kandungan protein kedelai cukup tinggi sehingga kedelai cocok untuk
dikonsumsi sebagai lauk pauk dan dapat diolah menjadi berbagai jenis bahan
makanan, antara lain: tempe, tahu, tauco, kecap dan susu kedelai. Kedelai banyak
diminati oleh masyarakat luas karena dalam biji kedelai terkandung gizi yang
tinggi terutama kadar protein nabati. Dari setiap 100 gram kacang kedelai, 40,4
gram nya merupakan protein. Selain kandungan proteinnya yang tinggi,
keunggulan lain dari kacang kedelai adalah tinggi karbohidrat dan serat. Oleh
ix
karena itu kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kacang kedelai baik
dikonsumsi oleh semua golongan terutama penderita KEP.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
penambahan tepung kacang kedelai terhadap kadar protein dan daya terima
nugget udang rebon. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis
quasi eksperimental dan menggunakan desain penelitian Posttest Only Control
Group Design. Sampel penelitian ini adalah 25 orang siswa SDIT Harapan Umat
Kabupaten Jember. Data hasil uji kadar protein dianalisis dengan menggunakan
uji Kruskall Wallis dan uji Mann Whitney, daya terima dianalisis dengan
menggunakan uji Friedman dan uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan tingkat
kepercayaan 5% (α = 0,05).
Berdasarkan uji kadar protein menunjukkan bahwa p value ≤ α (0,05)
artinya terdapat perbedaan yang signifikan dari penambahan tepung kacang
kedelai berbagai proporsi dengan kadar protein pada nugget udang rebon.
Semakin banyak proporsi tepung kacang kedelai yang ditambahkan, maka
semakin tinggi kadar proteinnya. Hasil uji daya terima nugget udang rebon yang
paling dapat diterima oleh panelis adalah dengan penambahan tepung kacang
kedelai sebanyak 30% (30 gram), hasul uji friedman menunjukkan daya terima
aspek rasa, warna, aroma memiliki nilai p value < α (0,05) yang berarti terdapat
perbedaan yang signifikan antara penambahan tepung kacang kedelai berbagai
proporsi dengan daya terima rasa, warna, dan aroma, sedangkan untuk segi tekstur
memiliki nilai p value α (0,05) yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara penambahan tepung kacang kedelai berbagai proporsi dengan
daya terima tekstur. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh
penambahan tepung kacang kedelai terhadap kadar protein dan daya terima (rasa,
warna, dan aroma) pada nugget udang rebon. Perlakuan nugget udang rebon yang
direkomendasikan yaitu pada perlakuan nugget udang rebon dengan penambahan
tepung kacang kedelai sebanyak 30% atau 30 gram (X3) yang memiliki
kandungan protein sebesar 23,36 gram. Kandungan protein 23,26g yang
memenuhi 1/3 Angka Kecukupan Gizi anak usia 10-12 tahun. | en_US |