Show simple item record

dc.contributor.advisorINDARTO
dc.contributor.advisorAHMAD, Hamid
dc.contributor.authorFILAHMI, Fauqi Bilhaq
dc.date.accessioned2016-11-17T08:43:11Z
dc.date.available2016-11-17T08:43:11Z
dc.date.issued2016-11-17
dc.identifier.nimNIM111710201051
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/78001
dc.description.abstractPertumbuhan penduduk di Indonesia memiliki kecenderungan yang terus meningkat pada tiap tahunnya. Berdasarkan sensus pada 2010 penduduk Indonesia mencapai 237,6 juta jiwa. Dengan pertambahan penduduk ini tentu meningkatkan juga penggunaan lahan untuk pemukiman penduduk. Tekanan terhadap lahan yang semakin tinggi akan berdampak pada seluruh komponen lingkungan akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang melampaui daya dukung lingkungan hingga menyebabkan lahan terdegradasi. Dampak dari terdegradasinya lahan menyebabkan lahan mengalami penurunan produktivitas karena hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air disebabkan oleh erosi. Di Jawa Timur dampak erosi dapat dilihat dengan adanya lahan kritis seluas 4850,42 km² atau 10,08% dari total luas Jawa Timur. Penanggulangan erosi dan pola tata ruang yang baik sangat dibutuhkan mengingat dampak yang ditimbulkan erosi dapat mempengaruhi banyak aspek seperti ketahanan pangan dan ketersediaan air. Pendugaan erosi dilakukan dengan upaya model matematis. Kuantifikasi pertama pendugaan erosi tanah merupakan fungsi dari faktor panjang dan kemiringan lereng. Kemudian persamaan tersebut ditambah dengan faktor tanaman dan praktek konservasi tanah. Setelah itu dilakukan penyempurnaan dengan penambahan faktor erodibilitas dan intensitas hujan. Berdasarkan datadata yang diperoleh maka Wischmeier dan Smith (1978) mengembangkan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE). Pengembangan model prediksi erosi telah banyak dikembangkan bahkan USLE juga mengalami pengembangan seperti Revised Universal Soil Loss Equation (RUSLE) yang parameternya sama dengan USLE namun pada persamaan panjang dan kemiringan lereng. Pada saat ini pemodelan pendugaan erosi dilakukan dengan memanfaatkan sistem Informasi Geografis (SIG). Di Indonesia USLE digunakan untuk memprediksi erosi. Kemenhut (2013b) menyatakan perhitungan kehilangan tanah akibat erosi lapis dan alur menggunakan rumus USLE. Pengembangan model USLE yang diaplikasikan pada kondisi wilayah yang berbeda dapat menghasilkan nilai perkiraan yang berbeda, terutama pada luas wilayah yang dikaji. Keterbatasan USLE tersebut dapat menyebabkan over estimate pada hasil pendugaan erosi, namun sampai saat ini USLE masih diaplikasikan secara luas di dunia untuk menduga erosi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk (1) menghitung erosi secara spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), (2) mengidentifikasi kesesuaian hasil metode USLE dengan karakteristik yang dimiliki oleh DAS kajian. Peneletian ini dilaksanakan dengan cara mengalikan faktor erosi secara spasial dengan metode USLE yaitu A = R x K x CP x LS. A merupakan laju erosi (ton/ha/tahun), R adalah nilai erosivitas hujan (MJ.cm/tahun) didapatkan dari data hujan harian Dinas PU pengairan (1993 – 2015), K merupakan nilai erodibilitas tanah (ton/ha/MJ.mm) didapat dari Peta Tanah Tinjau Lembaga Penelitian Tanah (1966), CP merupakan indeks pengelolaan tanaman dan konservasi manusia berasal dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) (Bakosurtanal, 1998 – 2001) dan LS merupakan panjang dan kemiringan lereng didapat dari ASTER-GDEM (2011). Berdasarkan peta yang diperoleh klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi (TBE) didominasi oleh TBE sangat ringan (<15 ton/ha/tahun) dengan luas 97,69% (laju erosi 0,1 mm/tahun); TBE ringan 1,97% (2,33 mm/tahun); sedang 0,3% (8,27 mm/tahun); berat 0,05% (22,85); sangat berat 0,002% (51,32 mm/tahun). Dominasi nilai TBE sangat ringan dikarenakan bentuk DAS yang memanjang dan sempit maka pada daerah kajian memiliki jarak antara tempat jatuhnya air hujan sampai outlet pun jauh lebih lama. Namun untuk skala DAS penggunaan metode USLE dianggap over estimate terutama pada kelas erosi sedang sampai sangat berat dikarenakan prediksi tidak mempertimbangkan pengendapan sedimen. Selain itu keragaman yang dimiliki DAS menjadi keterbatasan dalam prediksi menggunakan USLE. Hasil prediksi USLE masih dapat digunakan sebagai dasar pemilihan penggunaan lahan dan konservasi.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries111710201051;
dc.subjectEstimasi Erosien_US
dc.subjectUniversal Soil Loss Equation (USLE)en_US
dc.titleANALISIS SPASIAL PEMODELAN UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION (USLE) DI WILAYAH UPT PSDA MADIUN (Studi Kasus DAS Madiun-Ngawi)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record