Show simple item record

dc.contributor.advisorAhmad, Hamid
dc.contributor.advisorSoekarno, Siswoyo
dc.contributor.authorKUNTJORO, Rachmad Indra
dc.date.accessioned2016-08-25T08:24:18Z
dc.date.available2016-08-25T08:24:18Z
dc.date.issued2016-08-25
dc.identifier.nim081710201036
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/76783
dc.description.abstractGaplek merupakan istilah untuk penyebutan singkong yang kering. Singkong dikupas kulitnya terlebih dahulu kemudian dibelah menjadi beberapa bagian dan selanjutnya dikeringkan dibawah sinar matahari. Penggunaan gaplek untuk dijadikan bahan subtitusi beras sebagai bahan konsumsi sehari-hari masih sangat jarang sekali. Padahal, penggunaan komoditas selain beras untuk dijadikan bahan konsumsi pokok bagi masyarakat indonesia sangat penting, agar ketergantungan pada beras tidak menjadi beban untuk pemerintah melakukan kegiatan impor beras. Salah satu bahan pangan alternatif selain beras yang bisa dikembangkan saat ini adalah Gaplek. Gaplek merupakan bahan pangan non beras, yang berasal dari salah satu jenis tanaman umbi-umbian yaitu singkong. Teknologi pangan non-beras seperti gaplek ini perlu dikembangkan agar pengolahan pangan tersebut dapat dipermudah sehingga tenaga, biaya dan waktu pengolahan dapat dipersingkat. Salah satu teknologi pengolahan gaplek yang sudah ada saat ini adalah dengan cara penepungan gaplek. Karena setelah menjadi tepung, gaplek dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan. Misalnya yang sudah banyak beredar di pasaran sekarang adalah “tiwul” Mesin penepung tipe disc (piringan) yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat untuk menepungkan gaplek adalah disc mill dengan sumber energi atau tenaga penggerak berupa mesin diesel. Di sisi lain, saat ini juga terdapat mesin disc mill dengan sumber energi atau tenaga penggerak berupa motor listrik dan belum dimanfaatkan untuk kegiatan penepungan gaplek. Sehingga perlu adanya sebuah penelitian tentang kinerja mesin tersebut saat digunakan untuk penepungan gaplek dan perhitungan biaya selama proses penepungan berlangsung Nilai Kapasitas penepungan tertinggi didapatkan dari kombinasi perlakuan kecepatan putaran mesin sebesar 11900 rpm (rotasi per menit) dan kadar air sebesar 10% yaitu sebesar 123,6 kg/jam. Rendemen penepungan yang dihasilkan dari kombinasi kecepatan putaran mesin sebesar 9900 rpm dan kadar air pada bahan sebesar 14% mempunyai nilai tertinggi dibandingkan dengan perlakuan yang lainnya yaitu sebesar 95,1%. Mesin penepung tipe disc mill, dengan model JY2B yang menggunakan motor penggerak dengan kecepatan putaran sebesar 2900 rpm cukup baik digunakan untuk penepungan gaplek karena nilai efisiensi mesin penepung yang didapatkan rata-rata sebesar > 50%. Nilai tertinggi adalah 99,08%. Biaya proses penepungan tertinggi dihasilkan dari kombinasi perlakuan kecepatan putar mesin 7900 rpm dan kadar air 14% yaitu sebesar Rp. 7012.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectGapleken_US
dc.subjectMESIN PENEPUNG TIPE PIRINGANen_US
dc.titleUJI KINERJA MESIN PENEPUNG TIPE PIRINGAN (DISC MILL) UNTUK PENEPUNGAN GAPLEKen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record