Show simple item record

dc.contributor.authorBagus Tri Wasono Putro
dc.date.accessioned2013-12-10T06:54:25Z
dc.date.available2013-12-10T06:54:25Z
dc.date.issued2013-12-10
dc.identifier.nimNIM051710201099
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7515
dc.description.abstractPemanasan global (global warming) telah mengubah kondisi iklim global, regional, dan lokal. Perubahan iklim global disebabkan antara lain oleh peningkatan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) akibat berbagai aktivitas yang mendorong peningkatan suhu bumi. Untuk menghadapi dampak buruk pemanasan global dapat dilakukan dengan berbagai strategi, diantaranya strategi adaptasi. Strategi adaptasi adalah pengembangan berbagai upaya yang adaptif dengan situasi yang terjadi akibat dampak perubahan iklim terhadap sumberdaya infrastruktur dan lain-lain. Antara lain melalui rekayasa iklim mikro. Melakukan rekayasa iklim mikro berarti melakukan rekayasa terhadap lingkungan yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan tanaman (Adesma, 1998) Iklim mikro didefinisikan sebagai keadaan atmosfer di sekitar tempat tumbuh tanaman, tempat hidup manusia dan hewan (Wiesner, 1970 dalam Dayatun, 1996). Tanaman cabai (Capsicum annuum L) merupakan tanaman sayuran yang mempunyai sistim perakaran agak dalam, tetapi sangat peka terhadap kekurangan air dan merupakan tanaman yang terpengaruh pertumbuhannya apabila iklim mikro di sekitar tanaman mengalami perubahan. Beberapa cara rekayasa iklin mikro antara lain dengan pengolahan tanah yang intensif, dengan menggunakan penutup tanah (mulsa) dan dengan menggunakan naungan (paranet). Perlakuan tersebut di duga berpengaruh terhadap kondisi iklim di sekitar tanaman, antara lain yaitu RH, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi matahari. Faktor-faktor iklim tersebut di duga berpengaruh terhadap suhu tanah dan mengingat dapat mempengaruhi penguapan air di dalam tanah yang pada akhirnya berpengaruh terhadap persediaan air bagi akar tanaman. Penelitian dilakukan menggunakan 6 petak dengan perlakuan yang berbeda, perlakuannya antara lain : A : Lahan tanpa pengolahan B : Lahan dengan pengolahan minimum C : Lahan dengan pemberian mulsa plastik putih di atas permukaannya D : Lahan dengan pemberian mulsa jerami di atas permukaannya E : Lahan dengan pemberian naungan paranet F : Lahan dengan pemberian naungan vegetatif berupa tanaman jagung Tinggi rendahnya suhu tanah maupun udara disekitar tanaman ditentukan oleh kerapatan tanaman, distribusi air dalam tanah. Peningkatan suhu, terutama suhu tanah akan mempercepat kehilangan kelembapan tanah terutama pada musim kemarau. Mempertahankan suhu tanah sangat penting sehingga akar tanaman dapat menyerap unsur hara lebih baik. (http://www.y121d1.blogspot.com dan Muhammad Hatta, 2008). Intensitas radiasi matahari berpengaruh terhadap perbedaan suhu tanah, sedangkan RH dan kecepatan angin cenderung tidak berpengaruh terhadap perbedaan suhu tanah. Semakin tinggi rata-rata suhu tanah maka akan cenderung semakin rendah rata-rata tinggi tanaman dan semakin tinggi rata-rata jumlah dan berat buah. Evapotranspirasi (Penguapan) menyebabkan peningkatan suhu tanah dan rendahnya persediaan air dalam tanah, sehingga pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman) menjadi terhambat.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051710201099;
dc.subjectSuhu Tanah, Pertumbuhan, Tanaman Cabai, Rekayasa Iklim Mikroen_US
dc.titlePENGARUH SUHU TANAH TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI DENGAN BERBAGAI PERLAKUAN REKAYASA IKLIM MIKROen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record