Show simple item record

dc.contributor.authorAristariandi Wahyu S.
dc.date.accessioned2013-12-10T06:00:26Z
dc.date.available2013-12-10T06:00:26Z
dc.date.issued2013-12-10
dc.identifier.nimNIM061710101008
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/7463
dc.description.abstractMutu merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh produk atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang ditentukan. Industri tahu perlu memperhatikan mutu dari produk yang dihasilkan untuk perkembangan industrinya. Umumnya produsen tahu di Indonesia masih dalam katagori usaha home industry/industri kecil. Kebanyakan dari mereka belum menetapkan pengendalian mutu dalam proses produksinya dan masih menggunakan teknologi konvensional. Kondisi ini sangat memungkinkan terjadinya produk yang mengalami kesalahan/cacat mutu. .Tujuan penelitian adalah mengevaluasi proses pembuatan tahu untuk mengidentifikasi jenis-jenis cacat dan penyebab terjadinya cacat pada output, mengetahui level sigma perusahaan dan memberikan alternatif peningkatan kualitas pada produk akhir. Penelitian dilakukan pada proses produksi di Pabrik Tahu Putih Arjasa yang berlokasi di Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember pada bulan Juni 2010 sampai Agustus 2010. Pelaksanan penelitian dimulai dengan penentuan lokasi penelitian, melakukan observasi aktifitas kerja, melakukan penyiapan instrument dan pengambilan data. Penelitian menggunakan metode Six Sigma dengan siklus DMAIC dalam pengolahan data. Alat yang digunakan diagram IPO pada fase define, measure dengan pareto, bagan p, penghitungan DPMO dan level sigma, analyze dengan diagram sebab akibat dan pada improve diberikan alternatif-alternatif dan fase control diberikan saran sistem kontrol. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: jenis cacat tahu putih Arjasa dari jumlah terbesar hingga terkecil yakni ukuran tidak seragam (29%), kontaminasi (28,69%), hancur (27,72%), bantat (9,63%), tidak utuh (2,56%), penyok (2,4%) dengan kemungkinan penyebab cacat yakni human error (38,63%), proses pengolahan (30,12%), lingkungan (28,69%), dan alat (2,56%). Nilai sigma Pabrik Tahu Putih Arjasa adalah 2,92 dengan DPMO 78440. Atau mendekati level sigma 3. Perusahaan pada level tersebut dalam sejuta kesempatan produksi terdapat 66800 kemungkinan cacat pada produk, atau satu cacat setiap 15 produk yang dihasilkan. Adapun alternatif perbaikan dan pengendalian kualitas yang dapat ditemukan untuk penangananya adalah peningkatan budaya mutu, standarisasi penerapan proses, stadarisasi peralatan produksi, standarisasi lingkungan kerja dan penerapan fasilitas sanitasi dan penerapan kontrol mutu yang perlu dilakukan pada pabrik Tahu Putih Arjasa adalah dengan pengawasan terhadap kinerja karyawan, pengawasan terhadap proses produksi, penghitungan perbandingan cacat pada produk akhir dan pendokumentasianen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061710101008;
dc.subjectPENYIMPANAN TAHUNen_US
dc.subjectMETODE SIX SIGMA
dc.titleStudi Penyimpangan Mutu Tahu dengan Metode SIX SIGMA : Studi Kasus pada Pabrik Tahu Putih Arjasa Jemberen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record