dc.description.abstract | Ketersediaan enzim protease di dunia belum mencukupi kebutuhan,
sementara pemakaian enzim protease bagi industri pangan cenderung meningkat,
oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber enzim tersebut. Biduri (Calotropis
gigantea) merupakan tanaman bergetah, dari seluruh bagian tanaman ini akan
mengalir getah pada tempat yang dilukai atau dipotong dan kemudian dapat
digunakan sebagai bahan baku enzim protease.
Penelitian ini bertujuan menganalisa kelayakan finansial dari industri
enzim protease biduri. Untuk mendapatkan data digunakan metode observasi,
metode wawancara dan pengisian kuisioner, serta studi pustaka. Kemudian data
yang tersebut diolah dengan metode Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost
Ratio (Net B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), Break Even Point (BEP),
Payback Period (PP) serta Analisis Sensitivitas.
Hasil Penelitian menunjukkan total biaya investasi sebesar Rp.
268.800.000,00. Sumber biaya tersebut terdiri dari kredit (75%) sebesar
201.600.000,00 dan dana sendiri (25%) sebesar 67.200.000,00. Biaya produksi
merupakan semua jenis biaya yang harus dikeluarkan untuk kebutuhan produksi
enzim protease biduri tiap tahunnya selama 10 tahun. Biaya produksi yang
dibutuhkan sebesar Rp. 269.104.000,00 per tahun, yang terdiri dari Rp.
196.224.000,00 biaya tetap dan Rp. 72.880.000,00 biaya tidak tetap. Industri
enzim protease biduri secara finansial layak diusahakan, dengan nilai NPV Rp.
3.733.871.263,00, Net B/C ratio 14,89 dan IRR sebesar 243,79%. Analisis
Payback Period menunjukkan bahwa modal investasi akan kembali dalam jangka
waktu +
5 bulan. Analisis sensitivitas kenaikan biaya operasional berturut-turut
viii
sebesar 10%, 20%, dan 30% serta penurunan penerimaan sebesar 10%, 20% dan
30% bahkan gabungan antara biaya operasional sebesar 30% dan penurunan
penerimaan 20%, dan gabungan antara biaya operasional sebesar 30% dan
penurunan penerimaan 30%, tidak merubah keputusan usaha enzim protease
biduri sehingga tetap layak untuk diusahakan. Nilai kriteria investasi tidak layak
ketika gabungan antara biaya operasional sebesar 58% dan penurunan penerimaan
60%, karena nilai NPV terletak pada level negatif (-) yaitu sebesar
Rp. -1.683.904. | en_US |