dc.description.abstract | Hidrolisat protein ikan merupakan suatu produk hasil hidrolisis yang dapat
dilakukan secara enzimatis menggunakan protease. Berdasarkan pola pemecahan
substratnya, enzim protease digolongkan dalam dua jenis yakni endopeptidase dan
eksopeptidase. Endopeptidase merupakan protease yang memotong ikatan peptida
di tengah sedangkan eksopeptidase merupakan protease yang memecah ikatan
peptida pada terminal (ujung) dari protein. Hasil dari hidrolisat protein ikan dapat
digunakan sebagai flavor alami. Salah satu inovasi pembuatan flavor alami yaitu
garam sedap yang terbuat dari bahan alami ikan inferior. Tujuan dari penelitian ini
adalah menentukan formula yang tepat pada pembuatan garam sedap dengan
penambahan bahan tambahan dari hasil hidrolisis enzimatik ikan inferior, serta
hasil kadar protein terlarut, produk Maillard, tingkat ketengikan, warna, analisa
proksimat (protein, abu, air, dan lemak) dan sensoris. Pengujian secara sensoris
dilakukan agar peneliti mengetahui bagaimana respon dari konsumen mengenai
produk yang telah diteliti.
Rasa pahit merupakan kendala utama terhadap penerimaan protein
hidrolisat. Selain rasa pahit yang di timbulkan, aroma dan citarasa dari ikan
inferior yang di hasilkan menyebabkan aroma garam gurih berbau menyengat dan
citarasanya kurang sedap. Metode penutupan rasa pahit dapat dilakukan dengan
penambahan gelatin, karena glisin sebagai produk hidrolisisnya dapat menurunkan
rasa pahit dari protein hidrolisat. Metode yang digunakan untuk menutupi aroma
ikan yang menyengat yaitu dengan adana penambahan jeruk nipis yang
mempunyai pH asam. Selain itu juga di gunakan penambahan bawang putih dapat
membantu memperbaiki aroma dari bahan yang berbau amis atau berbau ikan
yang menyengat, serta untuk menambah citarasa dari garam sedap juga di beri
tambahan garam, dimana garam berfungsi sebagai bahan penimbul citarasa dan
bahan pengawet. Serangkaian uji coba telah dilakukan dengan menggunakan enzim protease
biduri dan papain dengan perbandingan 70% : 30% (Konsentrasi enzim yang
digunakan berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu 0,15 %) dari % berat dari
daging ikan inferior, sistein sebanyak 0,6% dan gelatin sebanyak 1% (% berat
bahan yang sudah dikukus), serta rasio yang berbeda pada penambahan ikan
inerior (50, 30, 20, 10, 5 gram) dan bahan tambahan dari persen berat
pengurangan ikan (50, 70, 80, 90, 95 gram) yaitu penambahan garam (80%), jeruk
nipis (15%), bubuk bawang putih (5%), CMC (0,4%), dan gula (2%). Di antara
semua perlakuan, rasio penambahan ikan sebesar 50% dan bahan tambahan 50%
menunjukkan perlakuan terbaik berdasarkan tingkat ketengikan, produk maillard,
kadar protein terlarut, kadar lemak, dan kadar protein. Sedangkan untuk uji
sensoris rasio penambahan ikan 10% dan bahan tambahan 90% merupakan
perlakuan paling disukai oleh panelis karena aroma ikan yang tidak terlalu kuat. | en_US |